1.Proses
Perencanaan
Pengertian
Perencanaan
Dalam proses
manajemen, yang menjadi titik awalnya adalah perencanaan. Jadi perencanaan
sebagai awal kita melakukan proses manajemen sebelum kita melakukan
pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan.
Menurut
George R. Terry perencanaan adalah: “planning is the selecting and relating
of fact and the making and using of assumption regarding the future in the
visualization and formulating of proposed activities believed necessary to
achieve desired result”.
Dalam
pengertian tersebut bisa kita simpulkan antara lain:
- Perencanaan merupakan kegiatan yang harus didasarkan pada fakta, data dan keterangan kongkret.
- Perencanaan merupakan suatu pekerjaan mental yang memerlukan pemikiran, imajinasi dan kesanggupan melihat ke masa yang akan datang.
- Perencanaan mengenai masa yang akan datang dan menyangkut tindakan-tindakan apa yang dapat dilakukan terhadap hambatan yang mengganggu kelancaran usaha.
Pada intinya
perencanaan dibuat sebagai upaya untuk merumuskan apa yang sesungguhnya ingin
dicapai oleh sebuah organisasi atau perusahaan serta bagaimana sesuatu yang
ingin dicapai tersebut dapat diwujudkan melalui serangkaian rumusan rencana
kegiatan tertentu.
Empat Tahap
Dasar Perencanaan
Semua
kegiatan perencanaan pada dasarnya melalui 4 tahapan berikut ini.
Ø
Tahap 1 : Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan.
Perencanaan
dimulai dengankeputusan-keputusan tentang keinginan atau kebutuhan organisasi
atau kelompok kerja.Tanpa rumusan tujuan yang jelas, organisasi akan menggunakan
sumber daya sumberdayanya secara tidak efektif.
Ø
Tahap 2 : Merumuskan keadaan saat ini.
Pemahaman
akan posisi perusahaansekarang dari tujuan yang hendak di capai atau sumber
daya-sumber daya yang tersediauntuk pencapaian tujuan adalah sangat penting,
karena tujuan dan rencana menyangkutwaktu yang akan datang. Hanya setelah
keadaan perusahaan saat ini dianalisa, rencanadapat dirumuskan untuk
menggambarkan rencana kegiatan lebih lanjut. Tahap kedua inimemerlukan
informasi-terutama keuangan dan data statistik yang didapat melaluikomunikasi dalam organisasi.
Ø
Tahap 3 : Mengidentifikasi segala kemudahan dan hambatan.
Segala
kekuatan dankelemahan serta kemudahan dan hambatan perlu diidentifikasikan
untuk mengukurkemampuan organisasi dalam mencapai tujuan. Oleh karena itu perlu
diketahui faktor-faktor lingkungan intren dan ekstern yang dapat membantu
organisasi mencapai tujuannya,atau yang mungkin menimbulkan masalah. Walau pun
sulit dilakukan, antisipasi keadaan,masalah, dan kesempatan serta ancaman yang
mungkin terjadi di waktu mendatang adalahbagian esensi dari proses perencanaan.
Ø
Tahap 4 : Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk pencapaian
tujuan
Tahap
terakhir dalam proses perncanaan meliputi pengembangaan berbagaialternatif
kegiatan untuk pencapaian tujuan, penilaian alternatif-alternatif tersebut
danpemilihan alternatif terbaik (paling memuaskan) diantara berbagai alternatif
yang ada.
Perencanaan
Operasional
Perencanaan
operasional diturunkan dari perencanaan taktis, mempunyai fokus yang lebih
sempit, jangka waktu yang lebih pendek (kurang dari 1 tahun) dan melibatkan
manajemen tingkat bawah.
Perencanaan
Strategis
Perencanaan
strategis merupakan rencana jangka panjang (lebih dari 5 tahun) untuk mencapai
tujuan strategis. Fokus perencanaan ini adalah organisasi secara keseluruhan.
Rencana strategis dapat dilihat sebagai rencana secara umum yang menggambarkan
alokasi sumberdaya, prioritas, dan langkah yang diperlukan untuk mencapai
tujuan strategis. Tujuan strategis biasanya ditetapkan oleh manajemen puncak.
Faktor Waktu
dan Perencanaan
Perencanaan
merupakan salah satu fungsi dari manajemen atau pengelolaan termasuk
pengelolaan komunikasi, baik ditinjau dari segi proses, bentuk maupun
komponen-komponen atau unsur-unsur.
Dari sudut
proses, pengelolaan mencakup unsur-unsur dalam manajemen, baik secara lengkap
maupun secara sederhana. Secara lengkap unsur-unsur tersebut terdiri dari
penelitian pengembangan (litbang); perencanaan; pengorganisasian; pelaksanaan/
pengkomunikasian; monitoring/pengawasan; dan penilaian. Secara singkat unsur
tersebut dikenal dengan POAC (Planning Organizing, Actuating dan Controlling).
Setiap unsur harus mampu didefinisikan baik secara logis maupun akademis. Dari
masing-masing definisi setiap unsur/komponen tidak boleh tumpang tindih. Proses
pengelolaan, bisa berbentuk lingkaran (cycle) termasuk proses komunikasi.
Dari sudut
objek, perencanaan memerlukan faktor-faktor untuk pelaksanaannya, yaitu man,
money, material, dan method untuk mencapai tujuan.
Di samping
faktor proses dan objek juga harus diperhatikan komponen-komponen dalam proses
komunikasi, seperti komunikator, pesan, media, komunikan, efek, feed back,
tujuan, dan lingkungan yang turut mempengaruhinya.
Konsep Dasar
Perencanaan terutama yang menyangkut pengertian merupakan langkah yang
strategis di dalam menguasai konsep-konsep serta indikator-indikator dari
perencanaan itu sendiri.
Perencanaan
merupakan proses karya yang berkesinambungan sampai pada tahap pelaksanaan dan
bahkan sampai pada tahap evaluasi. Seorang perencana selalu berusaha
mengorganisasikan sumber-sumber atau faktor-faktor, seperti orang, material,
dana dalam proses pengerjaan suatu kegiatan. Perencanaan juga merupakan langkah
kedua dalam pengelolaan kegiatan setelah mengidentifikasi masalah-masalah, baik
dari hasil penelitian maupun dari pengumpulan data yang sederhana.
Kurangnya
berfikir strategis dan tidak mantapnya perencanaan dalam kegiatan komunikasi
akan menimbulkan kontroversi daripada memecahkan masalah. Dalam perencanaan,
sering berkaitan dengan istilah goal dan objective di samping meliputi
pendekatan-pendekatan dan strategi yang harus diadakan.
Proses
perencanaan melibatkan berbagai unsur di antaranya menurut Harold Koontz adalah
menentukan tujuan, menetapkan premis-premis serta mencari dan menyelidiki
berbagai kemungkinan rangkaian tindakan yang diambil.
Dalam
penilaian tiap-tiap kemungkinan yang diselidiki berdasarkan pertimbangan untung
rugi serta faktor-faktor yang akan mempengaruhi dalam pengambilan keputusan.
Harus disadari bahwa perencanaan banyak menghadapi faktor-faktor yang tidak
pasti dan berubah-ubah sehingga penilaian terhadap kemungkinan tersebut sangat
sulit untuk dilakukan.
Adapun
unsur-unsur perencanaan adalah sebagai berikut:
- Tujuan.
- Policy.
- Prosedur.
- Progress (kemajuan).
- Program.
Fungsi dan
manfaat perencanaan dalam dunia modern semakin mendapat tempat yang paling
penting karena di samping nilai manfaat juga fungsinya pun semakin dirasakan.
Manfaat dan fungsi perencanaan dapat disimpulkan, sebagai berikut:
- Perencanaan itu penting karena di dalamnya memuat garis-garis tujuan baik yang berjangka panjang ataupun pendek serta digariskan pula apa saja yang harus dilakukan agar tercapai tujuan-tujuan tersebut.
- Perencanaan berfungsi sebagai petunjuk (guide) bagi semua anggota organisasi.
- Perencanaan merupakan proses yang terus-menerus.
- Perencanaan berfungsi sebagai alat pengendali.
- Perencanaan yang baik menjamin penggunaan sumber-sumber daya yang tersedia secara efektif dan efisien.
Faktor waktu
mempunyai pengaruh sangat besar terhadap perencanaan dalam tiga hal yaitu :
1.
Waktu sangat diperlukan untuk melaksanaakan perencanaan efektif
2.
Waktu sering di perlukan setiap langkah perencanaan tanpa informasi lengkap
tentang variabel-variabel dan alternatif-alternatif,karena waktu diperlukan
untuk mendapatkan data dan memperhitungkan semua kemungkinan.
3.
Jumlah waktu yang akan dicakup dalam rencan harus dipertimbangkan.
Factor waktu
lainnya yang mempengaruhi perencanaan adalah seberapa sering rencana-rencana
harus ditinjau kembali dan diperbaiki..ini tergantung sumber daya yang tersedia
dan drajat ketetapan perencanaan manajemen.
Waktu
perkiraan akan menjadi masukan penting sebagai teknik lainnya digunakan untuk
mengatur struktur dan semua proyek. Menggunakan teknik estimasi waktu yang baik
dapat mengurangi proyek-proyek besar ke sejumlah proyek-proyek kecil.
Daftar
Pustaka :
- http://www.scribd.com/doc/46122293/Empat-Tahap-Dasar-an
- http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=perencanaan+operasional&source=web&cd=1&ved=0CBgQFjAA&url=http%3A%2F%2Fimages.nisasigit.multiply.multiplycontent.com%2Fattachment%2F0%2FS9ZP2gooCHcAABijioU1%2FPerencanaan%2520Operasional.ppt%3Fkey%3Dnisasigit%3Ajournal%3A26%26nmid%3D332956688&ei=zQ7NTqfwAYHkrAfa4dDtDA&usg=AFQjCNG7MSQtajPeCETnHJvJ6Uoh4VwKyQ&cad=rja)
- http://avin.ngeblogs.com/2009/10/08/pengertian-perencanaan/
- http://shintaemotion1.ngeblogs.com/faktor-waktu-dan-perencanaan/
Penetapan
Tujuan
Misi Dan
Tujuan Organisasi
Sebelum
organisasi menentukan tujuannya, terlebih dulu menetapkan misi / maksud
organisasi. Misi adalah suatu pernyataan umum dan abadi tentang maksud
organisasi. Sedangkan Misi organisasi adalah maksud khas (unik) dan mendasar
yang membedakan organisasi dari organisasi-organisasi lainnya dan
mengidentifikasikan ruang lingkup operasi dalam hal produk dan pasar.
Etzioni
mendefinisikan tujuan organisasi sebagai :
·
Suatu pernyataan tentang keadaan yang diinginkan dimana organisasi bermaksud
untuk merealisasikan
·
Pernyataan tentang keadaan di waktu yang akan datang di mana organisasi sebagai
kolektifitas mencoba untuk menimbulkannya
2 unsur
penting tujuan adalah :
·
Hasil-Hasil akhir yang diinginkan di waktu mendatang dengan mana
·
Usaha-uasaha / kegiatan-kegiatan sekarang diarahkan
Tujuan dapat
berupa tujuan umum / khusus , tujuan akhir / tujuan antara. Tujuan Umum (tujuan
strategic) secara operasioanal tidak dapat berfungsi sebelum dijabarkan terlebih
dahulu kedalam tujuan-tujuan khusus yang lebih terperinci sesuai dengan jenjang
manajemen, sehingga membentuk hirarki tujuan.
1.
Pedoman Bagi Kegiatan, melalui penggambaran hasil-hasil di waktu yang akan
datang. Fungsi tujuan memberikan arah dan pemusatan kegiatan organisasi
mengenai apa yang harus dan tidak harus dilakukan
2.
Sumber Legitimasi, akan meningkatkan kemampuan organisasi untuk mendapatkan
sumber daya dan dukungan dari lingkungan di sekitarnya
3.
Standar Pelaksanaan, bila tujuan dilaksanakan secara jelas dan dipahami, akan
memberikan standar langsung bagi penilaian pelaksanaan kegiatan (prestasi)
organisasi
4.
Standar Motivasi, berfungsi sebagai motivasi dan identifikasi karyawan yang
penting. Dalam kenyataannya, tujuan organisasi sering memberikan insentif bagi
para anggota
5.
Dasar Rasional Pengorganisasian, tujuan organisasi merupakan suatu dasar
perancangan organisasi
Fungsi
Tujuan Organisasi
Management
by Objective (MBO)
Management
by Objective ( MBO ) digagas pertama kali oleh Peter F.Drucker yang merupakan
profesor, praktisi konsultan manajemen dari Claremont Graduate University atau
sekarang dikenal dengan nama Peter F.Drucker and Masatoshi Uto Graduate School
of Management.
MBO digagas
pada tahun 1954, dengan tujuan agar para perusahaan dapat berjalan baik harus
menetapkan sasaran yang jelas dan secara terpadu agar goal atau tujuan dapat
tercapai secara efektif.
MBO
mendorong setiap tingkatan manajemen berkomitmen untuk partisipasi dalam
mencapai rencana yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Dalam pelaksanaan MBO
ini harus ada kesepakatan antara karyawan dan pimpinan, agar mereka
melaksanakan dan memiliki komitmen yang sama, yaitu :
·
Tujuan yang ingin dicapai oleh setiap bagian / bawahan.
·
Perencanaan yang akan dilakukan setiap divisi, untuk mendukung tujuan bersama.
·
Standard pengukuran keberhasilan pencapaian tujuan.
·
Prosedur untuk mengevaluasi keberhsilan pencapaian tujuan.
Untuk
mencapai keberhasilan dalam MBO, dibutuhkan partisipasi aktif dari semua pihak
internal di perusahaan.
Pimpinan dan
karyawan di dalam perusahaan harus memiliki kesepakatan untuk mewujudkan
kinerja yang lebih baik, dimana dicapai melalui proses perencanaan dan
implementasi, serta melalui pengawasan bersama dan terintegrasi.
Untuk
pelaksanaan MBO, maka di butuhkan tahapan-tahapan sebagai berikut :
·
Tahap Persiapan, dimana menyiapkan dokumen-dokumen serta data-data yang
diperlukan.
·
Tahap Penyusunan, dimana menjabarkan tugas pokok dan fungsi-fungsi setiap
bagian dalam organisasi, agar seluruhnya terintegrasi mencapai visi dan misi
yang dicanangkan oleh perusahaan. Merumuskan keadaan sekarang untuk membantu
identifikasi dan antisipasi masalah atau hambatan serta kemudahan-kemudahan.
·
Tahap Pelaksanaan, dimana pelaksanaan seluruh kegiatan dan fungsi manajemen
secara menyeluruh seperti pengorganisasian, pengarahan, pemberian semangat dan
motivasi, koordinasi, integrasi dan sinkronisasi.
·
Tahap Pengendalian, Monitor, Evaluasi dan Penyesuaian, dimana bertujuan
tercapainya tujuan dan sasaran yang tertuang dalam rencana stratejik ( Renstra
) melalui kegiatan keseluruhan dalam perusahaan.
Penilaian
Kinerja diukur dengan : Efesiensi, Efektivitas, Kemanfaatan program dan
keberlanjutan program/kegiatan. Evaluasi dilaksanakan terahadap HASIL
(OUTCOMES) PROGRAM yang berupa DAMPAK DAN MANFAAT.
Dalam
penyusunan rencana, maka langkah-langkah yang harus dilakukan adalah :
·
Apa yang akan di kerjakan ? ( What ), tindakan-tindakan apa yang akan dilakukan
agar tercapainya sasaran.
·
Dimana kegiatan akan dilakukan ? ( Where ), perlu dipertimbangkan tempat
pelaksanaan kegiatan yang dapat mendukung kegiatan perencanaan tersebut.
·
Kapan waktu yang tepat untuk melaksanakannya ? ( When ), dimana kemampuan untuk
mengatur, memilih dan memanfaatkan waktu yang tepat untuk melaksanakan rencana
dan eksekusi rencana tersebut.
·
Bagaimana, rencana tersebut dilaksanakan ? ( How ), dengan metoda apa
pelaksanaan rencana ini akan di eksekusi.
·
Siapa yang menjadi sasaran ? ( Who ), menentukan siapa sasaran dan siapa orang
yang berkompeten untuk melaksanakan rencana tersebut.
·
Mengapa ini dilakukan ? ( Why ), merupakan jawaban dari seluruh pertanyaan
What, Where, When, How dan Who. Berusaha melihat, apakah rencana-rencana
tersbut apakah memiliki kelemahan.
Daftar
Pustaka
Pembuatan
Keputusan
Tipe-Tipe
Keputusan
Pengambilan
keputusan ( Decision making) : adalah tindakan manajemen dalam pemilihan
alternative untuk mencapai sasaran.
Keputusan
dibagi dalam 3 tipe :
·
Keputusan terprogram/keputusan terstruktur : keputusan yg berulang2 dan rutin,
sehingga dapt diprogram. Keputusan terstruktur terjadi dan dilakukan terutama
pd manjemen tkt bawah. Contoh: keputusan pemesanan barang, keputusan penagihan
piutang,dll.
·
Keputusan setengah terprogram / setengah terstruktur : keputusan yg sebagian
dpt diprogram, sebagian berulang-ulang dan rutin dan sebagian tdk terstruktur.
Keputusan ini seringnya bersifat rumit dan membutuhkan perhitungan2 serta
analisis yg terperinci. Co:/ Keputusan membeli sistem komputer yg lebih
canggih, keputusan alokasi dana promosi.
·
Keputusan tidak terprogram/ tidak terstruktur : keputusan yg tidak terjadi
berulang-ulang dan tidak selalu terjadi. Keputusan ini terjadi di manajemen
tingkat atas. Informasi untuk pengambilan keputusan tdk terstruktur tdk mudah
untuk didapatkan dan tdk mudah tersedia dan biasanya berasal dari lingkungan
luar. Pengalaman manajer merupakan hal yg sangat penting didalam pengambilan
keputusan tdk terstruktur. Keputusan untuk bergabung dengan perusahaan lain
adalah contoh keputusan tdk terstruktur yg jarang terjadi.
Proses
Pembuatan Keputusan
1.
Pemahaman dan perumusan masalah
Manajaer
harus menemukan masalah apa yang sebenarnya, dan menentukan bagian-bagian mana
yang harus dipecahkan dan bagian mana yang seharusnya dipecahkan.
2.
Pengumpulan dan analisa data yang relevan
Setelah
masalahnya ditemukan, lalu ditentukan dan dibuatkan rumusannya untuk membuat
keputusan yang tepat.
3.
Pengembangan alternatif
Pengembangan
alternatif memungkinkan menolak kecendrungan membuat keputusan yang cepat agar
tercapai keputusan yang efektif.
4.
Pengevaluasian terhadap alternatif yang dipergunakan
Menilai
efektivitas dari alternatif yang dipakai, yang diukur dengan menghubungkan
tujuan dan sumber daya organisasi dengan alternatif yang realistik serta
menilai seberapa baik alternatif yang diambil dapat membantu pemecahan masalah.
5.
Pemilihan alternatif terbaik
Didasarkan
pada informasi yang diberikan kepada manajer dan ketidaksempurnaan
kebijaksanaan yang diambil oleh manajer.
6.
Implementasi keputusan
Manajer
harus menetapkan anggaran, mengadakan dan meng alokasikan sumber daya yang
diperlukan, serta menugaskan wewenag dan tanggung jawab pelaksana tugas, dengan
mempewrhatikan resiko dan ketidakpastian terhadap keputusan yang diambil.
7.
evaluasi atas hasil keputusan
Implementasi
yang telah diambil harus selalu dimonitor terus-menerus, apakah berjalan lancar
dan memberikan hasil yang diharapkan.
KETERLIBATAN
BAWAHAN DALAM PEMBUATAN KEPUTUSAN
Para manejer
akan sulit untuk membuat keputusan tanpa melibatkan bawahan, keterlibatan ini
dapat formal, seperti pengunaan kelompok dalam pembuatan keputusan, atau
informal, seperti permintaan akan gagasan.
1. Pembuatan
Keputusan
KelompokBanyak
manajer merasa bahwa keputusan yang dibuat secara kelompok, seperti panitia
lebih efektif karena mereka memaksimumkan pengetahuan lain. Berbagai kebaikan
dan kelemahan pembuatan keputusan secara kelompok
Kebaikan
|
1.
Dalam pengembangan tujuan, kelompok memberikan jumlah pengetahhuan yang lebih
besar.2. Dalam pengembangan alterna-tif, usaha individual
para anggota kelompok dapat memungkinkan pencarian lebih luas dalam berbagai
bidang fungsional organisasi.
3.
Dalam penilaian alternatif, kelompok mempunyai kerangka pandangan yang lebih
lebar.
4.
Dalam pemilihan alternatif kelompok lebih dapat meneri-ma risiko disbanding
pembuat keputusan individual.
5.
Karena berpartisipasi dalam proses pembuatan keputusan, para anggota kelompok
secara individudal lebih termotivasi untuk melaksanakan keputus-an.
6.
Kreativitas yang lebih besar dihasilkan dari interaksi antar individu dengan
berbagai pandangan yang berbeda- beda.
7.
Implementasi suatu keputusan apakah dibuat oleh kelompok atau tidak, haru
diselesaikan oleh para manejersecara individual. Karena kelompok tidak diberikan
tanggung jawab, keputusan kelompok dapat menghasilkan situasi dimana tidak
seorangpun merasa bertanggung jawab dan saling melempar tanggung jawab.
8.
Berdasarkan pertimbangan nilai dari waktu sebagai salah satu sumber daya
organisasi, keputusan kelompok sangant memakan biaya.
9.
Pembuatan keputusan kelompok adalah tidak efesien bila keputusan harus dibuat
dengan cepat.
10.
Keputusan kelompok, dalam berbagai kasus, dapat merupakan hasil kompromi atau
bukan sepenuhnya keputusan kelompok.
11.
Bila atasan terlilbat, atau salah satu anggota mempunyai kepribadian yang
dominan, keputusan yang dibuat kelompok dalam kenyataannya bukan keputusan
kelompok.
|
1.
Implementasi suatu keputusan apakah
dibuat
oleh kelompok atau tidak, haru diselesaikan oleh para manejersecara
individual. Karena kelompok tidak diberikan tanggung jawab, keputusan
kelompok dapat menghasilkan situasi dimana tidak seorangpun merasa
bertanggung jawab dan saling melempar tanggung jawab.2.
Berdasarkan pertimbangan nilai dari waktu sebagai salah satu sumber daya
organisasi, keputusan kelompok sangant memakan biaya.
3.
Pembuatan keputusan kelompok adalah tidak efesien bila keputusan harus dibuat
dengan cepat.
4.
Keputusan kelompok, dalam berbagai kasus, dapat merupakan hasil kompromi atau
bukan sepenuhnya keputusan kelompok.
5.
Bila atasan terlilbat, atau salah satu anggota mempunyai kepribadian yang
dominan, keputusan yang dibuat kelompok dalam kenyataannya bukan keputusan
kelompok.
|
Daftar
Pustaka
·
http://putriluviani.blog.com