Senin, 20 Juni 2016

Makna Hidup

hidup adalah perjuangan akan melihat bahwa hidup adalah sebuah perjuangan yang harus di perjuangkan. Maka dari itu, hari hari dalam hidupnya akan dijalani dengan berjuang. Sedangkan orang yang meyakini bahwa hidup adalah tantangan, akan melihat bahwa hidup yang dijalaninya adalah tantangan yang harus di pecahkan. Dia akan menjalani kehidupannya dengan “memecahkan tantangan”. Orang yang meyakini bahwa hidup adalah perjalanan akan melihat bahwa hidup adalah sebuah perjalanan panjang yang harus dicapai tujuannya. Maka dari itu dia akan menjalani kehidupannya dengan “berjalan” diatasnya.
tujuan hidup/ arti hidup masing-masing. Tujuan – tujuan hidup ini mungkin menjadi seorang dokter, menjadi kaya dan terkenal atau mewakili Negara dalam bidang tertentu. Apapun tujuannya, bagi sebagian besar dari kita, lebih banyak tujuan tersebut lebih dominan keduniawiannya. Sistem-sistem pendidikan kita yang ada telah tertata untuk membantu kita mengejar tujuan-tujuan duniawi itu. Sebagai orang tua kita juga menanamkan tujuan hidup duniawi yang sama pada anak-anak kita dengan mendorong mereka untuk belajar dan masuk dalam profesi-profesi yang memberikan mereka manfaat keuangan lebih banyak dibandingkan dengan profesi kita sendiri.

Selasa, 26 April 2016

Tugas 4 Softskill Ilmu Budaya Dasar Tentang Review Video

Video ini menceritakan tentang seorang anak yang mencuri beberapa obat di toko obat, anak tersebut ketauan mencuri oleh pemilik took dan di marahi. Kemudian datang seorang bapak penjual bakso yang berjualan tidak jauh dari took obat tersebut. Kemudian bapak tukang bakso mengeluarkan uang dan membayarkan obat yang telah di curi oleh anak tadi. Lalu bapak tersebut memberi tahu anak perempuannya untuk membungkuskan bakso dan di berikan keanak tersebut beserta obat yang bapak pemilik bakso bayar. Kemudian anak tersebut mengambil bungkusan obat dan bakso secara cepat dan lari tanpa bilang terimakasih.
30 tahun kemudian, anak perempuannya memberi tahu bahwa ada pengemis yang dating kemudian bapak itu memberikan sebungkus bakso untuk pengemis, setelah memberikan kepada pengemis bapak itu tiba – tiba jatuh pingsan, lalu anak perempuannya berlari kebapaknya dan membawanya kerumah sakit dan di rawat. Kemudian anak perempuannya di berikan tagihan oleh suster dan melihat biaya yang harus di bayarkannya. Anaknya sedih dan menangis melihat bapaknya yg dirawat di rumah sakit dan took yang biasanya di buka kini di tutup. Anaknya pun menjual rumahnya karena memerlukan biaya yang sangat besar.
Esok paginya anak perempuannya menemukan surat yang berada di bawah tangannya dan melihat biaya rumah sakit telah lunas terbayar, anak itu pun bingung kemudian anak itu membaca suratnya di bagian bawah yang tertuliskan semua biaya ditanggung 30 tahun yang lalu dengan 3 bungkus obat penghilang rasa sakit dan sekantung bakso.

Jenis-jenis Prosa Lama

Pengertian Dongeng
Dongeng adalah bentuk karya sastra lama yang menceritakan tentang suatu kejadian luar biasa yang penuh khayalan (fiksi) dan dianggap suatu hal yang tidak benar-benar terjadi oleh masyarakat.
Dongeng juga merupakan bentuk cerita tradisional atau cerita yang disampaikan secara terun-temurun dari nenek moyang yang berfungsi untuk menyampaikan ajaran moral (mendidik), dan juga menghibur. ( http://id.wikipedia.org/wiki/Dongeng)
Berdasarkan pengertian dongeng yang dikutip dari Wikipedia.org, dongeng adalah cerita fiksi yang tidak benar-benar terjadi dalam kehidupan nyata. Berisi ajaran moral (pendidikan) dan selain untuk menghibur, dongeng juga memiliki suatu kemustahilan yang mungkin kurang masuk akal dalam logika manusia. Berikut saya sajikan contoh dongeng yang berasal dari Jawa Timur berjudul Keong Emas.
HIKAYAT
Hikayat adalah salah satu bentuk sastra karya prosa lama yang isinya berupa cerita, kisah, dongeng maupun sejarah. Umumnya mengisahkan tentang kephalawanan seseorang, lengkap dengan keanehan, kekuatan/ kesaktian, dan mukjizat sang tokoh utama
Macam-macam Hikayat berdasarkan isinya, diklasifikasikan menjadi 6 :
1. Cerita Rakyat
2. Epos India
3. Cerita dari Jawa
4. Cerita-cerita Islam
5. Sejarah dan Biografi
6. Cerita berbingkat
Macam-macam Hikayat berdasarkan asalnya, diklasifikasikan menjadi 4 :
1. Melayu Asli
Hikayat Hang Tuah (bercampur unsur islam)
Hikayat Si Miskin (bercampur unsur isl;am)
Hikayat Indera Bangsawan
Hikayat Malim Deman
2. Pengaruh Jawa
Hikayat Panji Semirang
Hikayat Cekel Weneng Pati
Hikayat Indera Jaya (dari cerita Anglingdarma)
3. Pengaruh Hindu (India)
Hikayat Sri Rama (dari cerita Ramayana)
Hikayat Perang Pandhawa (dari cerita Mahabarata)
Hikayat Sang Boma (dari cerita Mahabarata)
Hikayat Bayan Budiman
4. Pengaruh Arab-Persia
Hikayat Amir Hamzah (Pahlawan Islam)
Hikayat Bachtiar
Hikayat Seribu Satu Malam
Ciri-ciri Hikayat :
1. Anonim : Pengarangnya tidak dikenal
2. Istana Sentris : Menceritakan tokoh yang berkaitan dengan kehidupan istana/ kerajaan
3. Bersifat Statis : Tetap, tidak banyak perubahan
4. Bersifat Komunal : Menjadi milik masyarakat
5. Menggunakan bahasa klise : Menggunakan bahasa yang diulang-ulang
6. Bersifat Tradisional : Meneruskan budaya/ tradisi/ kebiasaan yang dianggap baik
7. Bersifat Didaktis : Didaktis moral maupun didaktis religius (Mendidik)
8. Menceritakan Kisah Universal Manusia : Peperangan antara yang baik dengan yang buruk, dan dimenangkan oleh yang baik
9. Magis : Pengarang membawa pembaca ke dunia khayal imajinasi yang serba indah
EPOS yaitu cerita pahlawan.
Menceritakan pahlawan ideal yang menjadi cermin bagi suatu bangsa.
§ CIRI-CIRINYA
1. Bahan ceritanya diambilkan dari riwayat dahulu kala. Melukiskan kehidupan orang terkenal yang banyak jasanya dan masyhur, serta berperan penting bagi sejarah zaman dahulu.
2. Bukan merupakan dongeng berkala, karena juga menguraikan suatu kejadian kebangsaan. Ceritanya dapat diyakini kebenaran, walaupun soal sejarahnya tidak begitu teliti dinyatakan.
3. Biasanya ditulis dalam bentuk puisi dengan bahasa yang gagah.
§ MACAM-MACAM EPOS BESERTA CONTOHNYA
EPOS dibagi menjadi 2 jenis :
1. Epos Autentik (Epos Kebangsaan)
Ialah hikayat pahlawan nusa yang hidup di tengah-tengah masyarakat dan terpencar dari masyarakat.
Contoh :
- Mahabharata oleh Wiyasa
- Ramayana oleh Walmiki
- Ilias dan Odyssea oleh Homerus
2. Epos Imitasi (Epos Kebudayaan)
Ialah hikayat pahlawan nusa yang terpencar dari angan-angan seorang pengarang saja.
Contoh :
- Aeneis oleh Vergilius
- La Divina Comedia oleh Dante Alighieri
§ Kitab-kitab
Ialah tulisan tentang budi pekerti, terlebih-lebih budi pekerti raja-raja dan kebijaksanaan ahli-ahli pemerintah tentang hukum, adat dan agama dan sebagainya.
§ Contoh
- Tajus Salatin oleh Budori al Jauhari
- Bustanus Salatin oleh Nurudin Arraniri
§ Ciri-ciri
- Berisi tentang budi pekerti.
- Berisi tentang hukum, adat dan agama.
- Menggunakan bahasa melayu.
Sumber:
http://shaifull-sh7.mywapblog.com/pengertian-hikayat-dan-contohnya-belajar.xhtml
http://fortuna-celluller.blogspot.co.id/2010/02/epos-wiracarita.html

Rabu, 06 April 2016

Tugas Etika Dan Profesionalisme TSI

FB Dipalsu untuk Lecehkan Nyepi, Gubernur Bali Lapor Polisi
TEMPO.CO, Denpasar - Akun Facebook Gubernur Bali I Made Mangku Pastika dipalsukan dan digunakan untuk melecehkan Hari Raya Nyepi. Akun itu juga dipakai untuk memprovokasi posisi gubernur dalam kasus reklamasi Teluk Benoa.
Keberadaan akun palsu itu pertama kali diketahui oleh putra ketiga Pastika, Wicaksana Wirajati. “Tadi pagi saya sempat melihat akun itu kemudian saya laporkan ke Bapak. Langsung dibantah pernah membuat status semacam itu,” kata Wicaksana saat melapor ke Kepolisian Daerah Bali, Jumat, 11 Maret 2016.
Dari pengamatan terlihat bahwa akun palsu tersebut baru dibuat malam sebelumnya. Sebab pada timeline baru terdapat lima unggahan, mulai dari profile picture, cover foto dan tiga status. Unggahan ketiga meng-copy status gubernur di akun asli mengenai persiapan Nyepi.
Namun status selanjutnya bicara tentang reklamasi Telun Benona yang berbunyi, “Reklamasi akan tetap berjalan karena sudah saya setujui dan uang gratifikasi sudah saya terima Rp 500 miliar, lumayan untuk pension."
Status terakhir bicara tentang Nyepi dengan tulisan,”Nyepi buang-buang waktu saja, nggak bisa kemana-mana. Kalau saya bilang F*** Hindu apakah kantor gubernur akan dihancurkan juga? Ahhhh F*** Hindu”.
Akun palsu Pastika nampak mirip dengan aslinya karena cover foto dan profile picture berbentuk sama. Namun bila dilihat lebih cermat perbedaanya bisa dilihat dari jumlah pertemanan.
Di akun palsu itu jumlah temannya hanya lima orang. Adapun di akun asli sudah mencapai 5 ribu. Pada akun asli yang dikelola sendiri oleh Pastika juga terdapat penjelasan lengkap profil gubernur termasuk nama ketiga anaknya.
Laporan ke Polda Bali secara resmi diwakili oleh Kepala Biro Hubungan Masyarakat Pemerintah Provinsi Bali Dewa Gde Mahendra Putra. “Gubernur langsung yang memerintahkan karena ini sudah meresahkan masyarakat dan mencemarkan nama baik,” katanya.
Pelanggaran etika dari berita di atas adalah memalsukan akun facebook gubernur bali untuk melecehkan nyepi, dengan menggunakan kata-kata tidak baik.
Sumber : https://nasional.tempo.co/read/news/2016/03/11/058752874/fb-dipalsu-untuk-lecehkan-nyepi-gubernur-bali-lapor-polisi

Minggu, 20 Maret 2016

Pendapat Tentang Narkoba

Menurut saya, penyebaran dan penggunaan narkoba di lingkungan remaja sangat mungkin terjadi. Banyak remaja yang terjerumus untuk mencoba narkoba dan minuman keras karena beberapa faktor. Beberapa faktor tersebut adalah kurangnya perhatian dari orang tua dalam mengawasi pergaulan anak-anaknya, kurangnya keimanan dalam diri remaja tersebut, faktor teman juga mempengaruhi karena banyak juga teman yang mengajak untuk mencoba narkoba dan miras, serta Melihat tingkah laku mereka, saya fikir tidak sulit untuk menyebarkan Narkoba di lingkungan pergaulan mereka. Karena lokasi - lokasi yang mereka gunakan untuk berkumpul bisa dibilang hampir tidak terlihat dan tidak banyak orang yang berlalu - lalang di lokasi tersebut dan juga faktor labilnya perasaan remaja saat mengalami kegagalan yang berujung pada putus asa sehingga menyebabkan para remaja tertarik untuk mencoba narkoba dan minuman keras.
Bahaya Narkoba sudah menjadi momok yang menakutkan bagi masyarakat.Berbagai kampanye anti narkoba dan penanggulangan terhadap orang-orang yang ingin sembuh dari ketergantungan narkoba semakin banyak didengung-dengungkan. Sebab, penyalahgunaan narkoba bisa membahayakan bagi keluarga, masyarakat, dan masa depan bangsa.

Sabtu, 19 Maret 2016

Tugas Sofskill Bab1 & 2

BAB 1
ISD sebagai salah satu MKDU PENGERTIAN ILMU SOSIAL DASAR
Yaitu suatu ilmu yang mengkaji masalah-masalah sosial yang berada di tengah masyarakat dewasa ini dengan menggunakan teori(berdasarkan fakta,konsep,teori) yang berasal dari berbagai bidang keahlian dalam ilmu pengetahuan sosial agar manusia khsusnya mahasiswa kita hidup di dunia ini tidaklah sendiri dan tidak boleh berperilaku seenaknya.
TUJUAN ISD
1. Mahasiswa menyadari adanya konflik sosial yang ada d sekitar kita
2. Mahasiswa bisa peka dan tanggap terhadap konflik sosial yang ada
3. Mahasiswa menyadari bahwa setiap konflik sosial selalu ada penyelesaian
Pemberian mata kuliah ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan terhadap konflik yang ad di sekitar kita dan mempelajarinya agar kita lebih memahami apa yang ada di sekitar kita, agar mahasiswa tidak berbuat seenaknya dalam lingkungan sekitar yang merugikan masyarakat,dan agar mahasiswa selalu menjadi panutan dalam masyarakat.
Ilmu pendidikan dibagi dalam 3 kelompok besar :
1. Ilmu pengetahuan alamiah
yaitu suatu ilmu yang bertujuan untuk mempelajari alam semesta dari yang terbesar sampai yang terkecil dengan berbagai analisis dari hukum atau rumus yang ditemukan.Dari analisa inilah akan dibuat prediksi.
2. ilmu pengetahuan sosial
yaitu suatu ilmu yang mempelajari kehidupan sosial dalam sebuah masyarakat dan konfliknya.
3. Pengetahuan budaya
ilmu yang mempelajari suatu budaya masyarakat yang berkembang saat ini dan tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan masyarakat.
ISD & IPS
Ilmu sosial dasar dan ilmu pengetahuan sosial mempunyai hubungan yang kuat satu sama lain,tapi juga mempunyai persamaan dan perbedaan satu sama lain.
persamaan:
1. sebagai salah satu pembelajaran untuk mahasiswa
2. bukan ilmu yang muncul sendiri
3. mempunyai konflik sosial dan pemecahanya
perbedaan
1. ilmu sosiak dasar diberikan pada mahasiswa
2. ilmu sosial dasar merupakan mata kuliah tunggal
3. ilmu sosial dasar diarahkan kepada pembentukan sikap.
RUANG LINGKUP ISD
1. konsep sosial atau pengertian tentang kenyataan sosial dibatasi oleh konsep dasar yang sangat diperlukan untuk mempelajari masalah tersebut.
2. kenyataan sosial yang ad pada masyarakat karena mempunyai latar belakang dan sudut pandangnya.
3. masalah yang timbul terkait oleh yang satu dengan yang lain.
BAB 2
MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
Manusia terdiri dari empat unsur yang saling terkait :
1. Jasad : badan kasar manusia yang tampak pada luarnya.
a. Hayat : mengandung unsur hidup.
b. Ruh : bimbingan dan pimpinan tuhan.
c. Nas : dalam pengertian diri dan keakuan.
2. Manusia sebagai satu kepribadian mengandung tiga unsur, yaitu :
a. Id : struktur kepribadian yang paling primitif dan paling tidak nampak.
b. Ego : struktur kepribadian yang pertama kali dibedakan dari Id, disebut sebagai kepribadian “eksekutif” peranya dalam menghubungkan energi Id ke dalam saluran sosial yang dimengerti orang lain.
c. Superego : struktur kepribadian yang paling akhir, muncul pada usia lima tahun.
HAKEKAT MANUSIA
a. Mahluk ciptaan Tuhan yang terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai satu kesatuan yang utuh.
b. Mahluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, jika dibandingkan dengan mahluk lainnya.
c. Biokultural, yaitu mahluk hayati yang budayawi.
d. Mahluk ciptaan Tuhan yang terikat dengan lingkungan (ekologi), mempunyai kualitas dan martabat karrena kemampuan bekerja dan berkarya.
PENGERTIAN KEBUDAYAAN
Kebudayaan berasal dari kata budhayah yang berarti budi atau akal. Dalam bahasa latin berasal dari karta colore yang berarti mengolah tanah. Budaya adalah segala sesuatu yang dihasilkan oleh pikiran manusia dengan tujuan untuk mengolah tanah atau tempat tinggalnya.
UNSUR - UNSUR KEBUDAYAAN
Tujuh unsur kebudayaan universal, yaitu :
1. Sistem religi
2. Sistem organisasi kemasyarakatan
3. Sistem pengetahuan
4. Sistem mata pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi
5. Sistem teknologi dan peralatan
6. Bahasa
7. Kesenian
Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Kebudayaan
1. Faktor Intern
Perubahan Demografis
Perubahan demografis disuatu daerah biasanya cenderung terus bertambah, akan mengakibatkan terjadinya perubahan diberbagai sektor kehidupan, contoh dibidang perekonomian: pertambahan penduduk akan mempengaruhi persedian kebutuhan pangan, sandang, dan papan.
Konflik Sosial
Konflik sosial dapat mempengaruhi terjadinya perubahan kebudayaan dalam suatu masyarakat. Contoh konflik kepentingan antara kaum pendatang dengan penduduk setempat di daerah transmigrasi, untuk mengatasinya pemerintah mengikutsertakan penduduk setempat dalam program pembangunan bersama-sama para transmigran.
Bencana Alam
Bencana alam yang menimpa masyarakat dapat mempngaruhi perubahan contoh bencana banjir, longsor, letusan gunung berapi masyarakat akan dievakuasi dan dipindahkan ketempat yang baru, disanalah mereka harus beradaptasi dengan kondisi lingkungan dan budaya setempat sehingga terjadi proses asimilasi maupun akulturasi.
Perubahan Lingkungan Alam
Perubahan lingkungan ada beberapa faktor misalnya pendangkalan muara sungai yang membentuk delta, rusaknya hutan karena erosi atau perubahan iklim sehingga membentuk tegalan. Perubahan demikian dapat mengubah kebudayaan hal ini disebabkan karena kebudayaan mempunyai daya adaptasi dengan lingkungan setempat.
2. Faktor Ekstern
Perdagangan
Indonesia terletak pada jalur perdagangan Asia Timur dengan India, Timur Tengah bahkan Eropa Barat. Itulah sebabnya Indonesia sebagai persinggahan pedagang-pedagang besar selain berdagang mereka juga memperkenalkan budaya mereka pada masyarakat setempat sehingga terjadilah perubahan budaya dengan percampuran budaya yang ada.
Penyebaran Agama
Masuknya unsur-unsur Agama Hindu dari India atau Budaya Arab bersamaan proses penyebaran Agama Hindu dan Islam ke Indonesia demikian pula masuknya unsur-unsur budaya barat melalui proses penyebaran Agama Kristen dan Kolonialisme.
Peperangan
Kedatangan bangsa barat ke Indonesia umumnya menimbulkan perlawanan keras dalam bentuk peperangan, dalam suasana tersebut ikut masuk pula unsur-unsur budaya bangsa asing ke Indonesia.
Sumber : http://imampurwanto5.blogspot.co.id/2014/09/tugas-1-ilmu-budaya-dasar.html
http://audygunadarma.blogspot.co.id/2012/10/ids-sebagai-salah-satu-mkdu.html

Senin, 04 Januari 2016

DISKRIMINASI DAN ETNOSENTRISME

Prasangka
Prasangka (prejudice) diaratikan suatu anggapan terhadap sesuatu dari seseorang bahwa sesuatu itu buruk dengan tanpa kritik terlebih dahulu. Baha arab menyebutnya “sukhudzon”. Orang, secara serta merta tanpa timbabang-timbang lagi bahwa sesuatu itu buruk. Dan disisi lain bahasa arab “khusudzon” yaitu anggapan baik terhadap sesuatu.
Diskriminasi
Diskriminasi merujuk kepada pelayanan yang tidak adil terhadap individu tertentu, di mana layanan ini dibuat berdasarkan karakteristik yang diwakili oleh individu tersebut. Diskriminasi merupakan suatu kejadian yang biasa dijumpai dalam masyarakat manusia,
Ini disebabkan karena kecenderungan manusia untuk membeda-bedakan yang lain. Ketika seseorang diperlakukan secara tidak adil karena karakteristik suku, antargolongan, kelamin, ras, agama dan kepercayaan, aliranpolitik, kondisi fisik atau karateristik lain yang diduga merupakan dasar dari tindakan diskriminasi.
Diskriminasi dibagi menjadi 2 yaitu:
1. Diskriminasi langsung, terjadi saat hukum, peraturan atau kebijakan jelas-jelas menyebutkan karakteristik tertentu, seperti jenis kelamin, ras, dan sebagainya, dan menghambat adanya peluang yang sama.
2. Diskriminasi tidak langsung, terjadi saat peraturan yang bersifat netral menjadi diskriminatif saat diterapkan di lapangan
Perbedaan Prasangka dengan Diskriminasi
Prasangka menunjukkan pada aspek sikap sedangkan diskriminasi pada tindakan. Menurut Morgan (1966) sikap adalah kecenderungan untuk merespon baik secara positif atau negarif terhadap orang, obyek atau situasi. Sikap seseorang baru diketahui setelah ia bertindak atau beringkah laku. Sikap negatif disebut juga prasangka, walaupun sikap prasangka juga bisa bersifat positif dalam kondisi tertentu. Dalam pengertian ini, sikap prasangka lebih cendrung ke arah negatif karena pengaruh dari faktor lingkungan, sikap dan ego yang tinggi, serta mudah terprovokasi dengan orang lain tanpa ada bukti yang jelas, dan hanya bisa berprasangka dengan orang lain. Seseorang yang mempunyai prasangka rasial, biasanya bertindak diskriminasi terhadap ras yang diprasangkainya, akan tetapi seseorang bertindak diskriminatif tanpa berlatar belakang pada suatu prasangka. Sikap berprasangka jelas tidak adil, karena sikap yang diambil hanya berdasarkan pada pengalaman atau apa yang didengar. Apabila muncul sikap berprasangka dan diskriminatif terhadap kelompok sosial lain, maka akan terjaadi pertenangan sosial yang lebih luas yang akan berdampak buruk bagi lingkungan sekitar dan kerugian yang cukup besar dalam berbagai aspek.
Berita Diskriminasi
Keselamatan dan keamanan sudah sepatutnya menjadi prioritas di sekolah. Namun ironi muncul ketika seorang gadis tunanetra dilarang membawa tongkat jalannya ke sekolah karena alasan 'keselamatan dan keamanan'. Lily-Grace Hooper (7), terserang stroke saat masih berusia 4 hari, yang sekaligus merenggut penglihatannya. Sehari-hari, Lily-Grace perlu menggunakan tongkat untuk membantunya berjalan.
Namun pihak sekolah SD Hambrook, Bristol, telah melarang membawa tongkat jalannya ke sekolah dengan alasan membuat guru dan murid di sekolahnya tersandung-sandung. Melalui, Telegraph, Rabu (18/11/2015), pihak sekolah menganggap tongkat jalan miliknya membahayakan orang-orang di sekitarnya. Mereka berpendapat gadis cilik itu sebaiknya dituntun oleh setiap saat oleh seorang dewasa setiap saat.
Kabar itu membuat ibunya kecewa yang menganggap putrinya tidak akan bisa mandiri. menurutnya, kawalan dari orang dewasa akan membuat putrinya dijauhi anak-anak lain. Mendekati Natal tahun lalu, ia menggunakan gulungan bekas kertas panjang untuk membantunya berjalan di rumah. Ketika ia meminta ibunya untuk sebuah tongkat, Yayasan Common Sense Cane memberikan tongkat jalan fiber khusus untuknya pada awal tahun ini.
Lily-Grace dan ibunya, Kristy. (foto: SWNS)
Lily-Grace pun mulai menggunakan tongkat pada bulan April. Ibunya, Kristy Hooper mengungkapkan bahwa tongkat itu sudah menjadi 'tangan tambahan' putrinya dan penggunaannya menjadi vital. Kristy menyatakan, "Ia memiliki disabilitas, namun saya tidak ingin menganggapnya kekurangan, dan melatihnya mandiri. Saat sekolah melarangnya untuk membawa tongkatnya ke sekolah, saya berpikir ini peraturan kesehatan dan keamanan yang kacau."
"Ia tidak pernah punya masalah dengan murid lain, dan tidak ada orang tua yang mengeluh. Faktanya, mereka semua sangat suportif.
"Saya tidak mengerti apa yang dipikirkan oleh pihak sekolah. Lily-Grace sangat menyukai tongkatnya, dan ia membutuhkannya untuk pergi ke sekolah, berjalan ke taman bermain, dan beraktivitas di sekolah," ai menambahkan.
"Saya betul-betul marah. Bagaimana dengan kesehatan dan keamanan anak saya? Saya menganggap sekolah baik, namun saran ini sungguh buruk."
Kristy menyatakan, "Sangat menggelikan. Jika Anda mengambil tongkat jalan dari tunanetra dewasa, Anda akan menyebutnya diskriminasi. Ini sama saja."
Kristy mengungkapkan tongkat yang digunakan Lily-Grace membantunya mandiri. (foto: bristolpost.co.uk)
Sarah Murrat, penemu Common Sense Canes, menyatakan, "Saya sangat mendukung Kristy, dan yang dihadapinya dari sekolah adalah omong kosong. Anak-anak perlu belajar mandiri, dan mereka perlu mulai sejak usia muda."
"Saya mendengar mengenai alasan kesehatan dan keamanan ini, dan tidak tahu apa yang dipikirkan sekolah. Mengapa Anda mengambil tongkat jalan dari anak kecil?"
Ia menambahkan bahwa tongkat untuk Lily-Grace lebih panjang dari tongkat biasa, dan lebih ringan, sehingga cocok untuk anak-anak.
Blind Children UK, yayasan utama bagi anak-anak dengan gangguan penglihatan menyatakan, pentingnya anak-anak belajar mandiri sejak kecil.
Seorang jubir mengatakan, "Menggunakan tongkat mengajarkan seorang anak menjaga dirinya tetap aman, dan menolong mereka untuk tidak bergantung pada orang lain. Alat bantu penting untuk membantu anak-anak yang kehilangan penglihatan agar bisa bergerak dengan lebih percaya diri dan mandiri ketika dewasa nanti.
"Walau tongkat tidak selalu cocok untuk semua anak dan pemuda tunanetra, jika mereka diajarkan penggunaannya oleh spesialis, seharusnya tidak ada masalah penggunaannya di sekolah.
Sebaliknya, ia disarankan menggunakan tongkat yang lebih pendek -- yang menurut orang tuanya tidak cocok karena sudah terbiasa dengan tongkatnya saat ini.
Guru kepala SD Hambrook, Jo Dent, mengungkapkan, "Kami mempertimbangkan seluruh murid, sehingga penting bagi kita mencari kesempatan untuk mendiskusikan situasi sebelum membuat keputusan.
"Kami semua ingin menyelesaikan masalah ini secepat mungkin, dan secara aktif mencari cara mendekati orangtua untuk mencari keputusan yang disetujui semua pihak.
"Murid tidak dilarang membawa tongkatnya, kami hanya meminta mereka untuk tidak menggunakannya di sekolah sementara waktu, sampai kita bertemu orang tua dan mendiskusikan situasinya. Diharapkan akan terpecahkan dalan satu atau dua hari.
Tanggapan :
Menurut saya diskriminasi merupakan hal yang sangat tidak patut di contoh karena diskriminasi akan menyebabkan korban, yaitu kebanyakan anak-anak yang fisiknya tidak lengkap. Kita sebagai sesama manusia seharusnya membantu satu sama lain sehingga menciptakan rasa aman dan nyaman.
Seharusnya, kasus-kasus diskriminasi seperti ini tidak perlu. Kita sebagai masyarakat yang baik seharusnya menjunjung tinggi HAM(Hak Asasi Manusia). Perbedaan tentu banyak terjadi, tapi bukan berarti mereka yang berbeda dengan kita harus mendapatkan perlakuan diskriminasi yang tidak layak. Semoga kedepannya masyarakat dapat menjadi yang lebih baik, tanpa adanya diskriminasi dan etnosentris yang terjadi. Sekian dan terimakasih.
Sumber :
http://ilmusosialdasar-lintang.blogspot.co.id/2012/10/prasangka-diskriminasi-dan-etnosentrisme.html
http://global.liputan6.com/read/2368888/sekolah-larang-murid-tunanetra-bawa-tongkat-ke-sekolah

Agama, Konflik dan Masyarakat

Agama, Konflik dan Masyarakat
Secara sosiologis, Masyarakat agama adalah suatu kenyataan bahwa kita adalah berbeda-beda, beragam dan plural dalam hal beragama. Ini adalah kenyataan sosial, sesuatu yang niscaya dan tidak dapat dipungkiri lagi. Dalam kenyataan sosial, kita telah memeluk agama yang berbeda-beda. Pengakuan terhadap adanya pluralisme agama secara sosiologis ini merupakan pluralisme yang paling sederhana, karena pengakuan ini tidak berarti mengizinkan pengakuan terhadap kebenaran teologi atau bahkan etika dari agama lain.
Sebagaimana yang dikemukakan oleh M. Rasjidi bahwa agama adalah masalah yang tidak dapat ditawar-tawar, apalagi berganti. Ia mengibaratkan agama bukan sebagai (seperti) rumah atau pakaian yang kalau perlu dapat diganti. Jika seseorang memeluk keyakinan, maka keyakinan itu tidak dapat pisah darinya. Berdasarkan keyakinan inilah, menurut Rasjidi, umat beragama sulit berbicara objektif dalam soal keagamaan, karena manusia dalam keadaan involved (terlibat). Sebagai seorang muslim misalnya, ia menyadari sepenuhnya bahwa ia involved (terlibat) dengan Islam. Namun, Rasjidi mengakui bahwa dalam kenyataan sejarah masyarakat adalah multi-complex yang mengandung religious pluralism, bermacam-macam agama. Hal ini adalah realitas, karena itu mau tidak mau kita harus menyesuaikan diri, dengan mengakui adanya religious pluralism dalam masyarakat Indonesia. Banyak konflik yang terjadi di masyarakat Indonesia disebabkan oleh pertikaian karena agama. Contohnya tekanan terhadap kaum minoritas (kelompok agama tertentu yang dianggap sesat, seperti Ahmadiyah) memicu tindakan kekerasan yang bahkan dianggap melanggar Hak Asasi Manusia. Selain itu, tindakan kekerasan juga terjadi kepada perempuan, dengan menempatkan tubuh perempuan sebagai objek yang dianggap dapat merusak moral masyarakat. Kemudian juga terjadi kasus-kasus perusakan tempat ibadah atau demonstrasi menentang didirikannya sebuah rumah ibadah di beberapa tempat di Indonesia, yang mana tempat itu lebih didominasi oleh kelompok agama tertentu sehingga kelompok agama minoritas tidak mendapatkan hak.
Permasalah konflik dan tindakan kekerasan ini kemudian mengarah kepada pertanyaan mengenai kebebasan memeluk agama serta menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan tersebut. Seperti yang kita ketahui bahwa dalam UUD 1945, pasal 29 Ayat 2, sudah jelas dinyatakan bahwa setiap warga negara memiliki hak yang sama dalam memeluk agama dan akan mendapat perlindungan dari negara.
Pada awal era Reformasi, lahir kebijakan nasional yang menjamin kebebasan beragama di Indonesia. Namun secara perlahan politik hukum kebijakan keagamaan di negeri ini mulai bergeser kepada ketentuan yang secara langsung membatasi kebebasan beragama. Kondisi ini kemudian menyebabkan terulangnya kondisi yang mendorong menguatnya pemanfaatan kebijakan-kebijakan keagamaan pada masa lampau yag secara substansial bertentangan dengan pasal HAM dan konstitusi di Indonesia.
Hal ini lah yang dilihat sebagai masalah dalam makalah ini, yaitu tentang konflik antar agama yang menyebabkan tindakan kekerasan terhadap kaum minoritas dan mengenai kebebasan memeluk agama dan beribadah dalam konteks relasi sosial antar agama. Penyusun mencoba memberikan analisa untuk menjawab masalah ini dilihat dari sudut pandang kerangka analisis sosiologis: teori konflik.
B.. Konflik yang ada dalam Agama dan Masyarakat
Di beberapa wilayah, integritas masyarakat masih tertata dengan kokoh. Kerjasama dan toleransi antar agama terjalin dengan baik, didasarkan kepada rasa solidaritas, persaudaraan, kemanusiaan, kekeluargaan dan kebangsaan. Namun hal ini hanya sebagian kecil saja karena pada kenyataannya masih banyak terjadi konflik yang disebabkan berbagai faktor yang kemudian menyebabkan disintegrasi dalam masyarakat.
Banyak konflik yang terjadi di masyarakat Indonesia disebabkan oleh pertikaian karena agama. Contohnya tekanan terhadap kaum minoritas (kelompok agama tertentu yang dianggap sesat, seperti Ahmadiyah) memicu tindakan kekerasan yang bahkan dianggap melanggar Hak Asasi Manusia. Selain itu, tindakan kekerasan juga terjadi kepada perempuan, dengan menempatkan tubuh perempuan sebagai objek yang dianggap dapat merusak moral masyarakat. Kemudian juga terjadi kasus-kasus perusakan tempat ibadah atau demonstrasi menentang didirikannya sebuah rumah ibadah di beberapa tempat di Indonesia, yang mana tempat itu lebih didominasi oleh kelompok agama tertentu sehingga kelompok agama minoritas tidak mendapatkan hak.
Permasalah konflik dan tindakan kekerasan ini kemudian mengarah kepada pertanyaan mengenai kebebasan memeluk agama serta menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan tersebut. Seperti yang kita ketahui bahwa dalam UUD 1945, pasal 29 Ayat 2, sudah jelas dinyatakan bahwa setiap warga negara memiliki hak yang sama dalam memeluk agama dan akan mendapat perlindungan dari negara.
Pada awal era Reformasi, lahir kebijakan nasional yang menjamin kebebasan beragama di Indonesia. Namun secara perlahan politik hukum kebijakan keagamaan di negeri ini mulai bergeser kepada ketentuan yang secara langsung membatasi kebebasan beragama. Kondisi ini kemudian menyebabkan terulangnya kondisi yang mendorong menguatnya pemanfaatan kebijakan-kebijakan keagamaan pada masa lampau yag secara substansial bertentangan dengan pasal HAM dan konstitusi di Indonesia. Hal ini lah yang dilihat sebagai masalah dalam makalah ini, yaitu tentang konflik antar agama yang menyebabkan tindakan kekerasan terhadap kaum minoritas dan mengenai kebebasan memeluk agama dan beribadah dalam konteks relasi sosial antar agama. Penyusun mencoba memberikan analisa untuk menjawab masalah ini dilihat dari sudut pandang kerangka analisis sosiologis: teori konflik.
DAFTAR PUSTAKA
Burhanuddin Daja dan Herman Leonard Beck (red.), Ilmu Perbandingan agama di Indonesia dan Belanda, (Jakarta : INIS, 1992)
Komaruddin Hidayat dan Ahmad Gaus AF (ed.), Passing Over: Melintasi Batas Agama (Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 1998).
Michael H. Hart, Seratus Tokoh Yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah, terj. Mahbub Djunaedi (Jakarta : Pustaka Jaya, 1990), cet. XII.
Mukti Ali, A., “Dialog between Muslims and Christians in Indonesia and its Problems” dalam Al-Jami’ah, No. 4 Th. XI Djuli 1970.
Zainul Abas, HUBUNGAN ANTAR AGAMA DI INDONESIA : TANTANGAN DAN HARAPAN. STAIN Surakarta.
http://herisantoso89.blogspot.co.id/2010/10/agama-konflik-dan-masyarakat.html

Rabu, 04 November 2015

Pemuda & Sosialisasi

A. Pengertian Pemuda
ialah kita ketahui bahwa pemuda atau generasi muda merupakan konsep-konsep yang selalu dikaitkan dengan masalah nilai. hal ini merupakan pengertian idiologis dan kultural daripada pengertian ini. Di dalam masyarakat pemuda merupakan satu identitas yang potensial sebagai penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber insani bagi pembangunan bangsanya karma pemuda sebagai harapan bangsa dapat diartikan bahwa siapa yang menguasai pemuda akan menguasai masa depan.
Ada beberapa kedudukan pemuda dalam pertanggungjawabannya atas tatanan masyarakat, antara lain:
a. Kemurnian idealismenya
b. Keberanian dan Keterbukaanya dalam menyerap nilai-nilai dan gagasan-gagasan yang baru
c. Semangat pengabdiannya
d. Sepontanitas dan dinamikanya
e. Inovasi dan kreativitasnya
f. Keinginan untuk segera mewujudkan gagasan-gagasan baru
g. Keteguhan janjinya dan keinginan untuk menampilkan sikap dan keperibadiannya yang mandiri
h. Masih langkanya pengalaman-pengalaman yang dapat merelevansikan pendapat, sikap dan tindakanya dengan kenyataan yang ada.
B. Pengertian Sosialisasi
Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuahkelompok atau masyarakat. Sejumlah sosiolog menyebut sosialisasi sebagai teori mengenai peranan (role theory). Karena dalam proses sosialisasi diajarkan peran-peran yang harus dijalankan oleh individu.
C. Internalisasi belajar & sosialisasi
Sosialisasi diartikan sebagai sebuah proses seumur hidup bagaimana seorang individu mempelajari kebiasaan-kebiasaan yang meliputi cara-cara hidup, nilai-nilai, dan norma-norma social yang terdapat dalam masyarakat agar dapat diterima oleh masyarakatnya.
Berdasarkan jenisnya, sosialisasi dibagi menjadi dua: sosialisasi primer (dalam keluarga) dan sosialisasi sekunder (dalam masyarakat). Menurut Goffman kedua proses tersebut berlangsung dalam institusi total, yaitu tempat tinggal dan tempat bekerja. Dalam kedua institusi tersebut, terdapat sejumlah individu dalam situasi yang sama, terpisah dari masyarakat luas dalam jangka waktu kurun tertentu, bersama-sama menjalani hidup yang terkukung, dan diatur secara formal.
>Sosialisai primer
Peter L. Berger dan Luckmann mendefinisikan sosialisasi primer sebagai sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil dengan belajar menjadi anggota masyarakat (keluarga). Sosialisasi primer berlangsung saat anak berusia 1-5 tahun atau saat anak belum masuk ke sekolah. Anak mulai mengenal anggota keluarga dan lingkungan keluarga. Secara bertahap dia mulai mampu membedakan dirinya dengan orang lain di sekitar keluarganya.
Dalam tahap ini, peran orang-orang yang terdekat dengan anak menjadi sangat penting sebab seorang anak melakukan pola interaksi secara terbatas di dalamnya. Warna kepribadian anak akan sangat ditentukan oleh warna kepribadian dan interaksi yang terjadi antara anak dengan anggota keluarga terdekatnya.
>Sosialisasi sekunder
Sosialisasi sekunder adalah suatu proses sosialisasi lanjutan setelah sosialisasi primer yang memperkenalkan individu ke dalam kelompok tertentu dalam masyarakat. Salah satu bentuknya adalah resosialisasi dan desosialisasi. Dalam proses resosialisasi, seseorang diberi suatu identitas diri yang baru. Sedangkan dalam proses desosialisasi, seseorang mengalami ‘pencabutan’ identitas diri yang lama.
Internalisasi adalah proses norma-norma kemasyarakatan yang tidak berhenti sampai institusionalisasi saja,akan tetapi mungkin norma-norma tersebut sudah mendarah daging dalam jiwa anggota-anggota masyarakat. Norma-norma ini kadang dibedakan antara norma-norma ;
– Norma-norma yang mengatur pribadi yang mencakup norma kepercayaan yang bertujuan agar manusia berhati nurani yang bersih. – Norma-norma yang mengatur hubungan pribadi, mencakup kaidah kesopanan dan kaidah hukum serta mempunyai tujuan agar manusia bertingkah laku yang baik dalam pergaulan hidup dan bertujuan untuk mencapai kedamaian hidup.
D. Proses sosialisasi
-Tahap persiapan (Preparatory Stage)
Tahap ini dialami sejak manusia dilahirkan, saat seorang anak mempersiapkan diri untuk mengenal dunia sosialnya, termasuk untuk memperoleh pemahaman tentang diri. Pada tahap ini juga anak-anak mulai melakukan kegiatan meniru meski tidak sempurna. Contoh: Kata “makan” yang diajarkan ibu kepada anaknya yang masih balita diucapkan “mam”. Makna kata tersebut juga belum dipahami tepat oleh anak. Lama-kelamaan anak memahami secara tepat makna kata makan tersebut dengan kenyataan yang dialaminya.
-Tahap meniru (Play Stage)
Tahap ini ditandai dengan semakin sempurnanya seorang anak menirukan peran-peran yang dilakukan oleh orang dewasa. Pada tahap ini mulai terbentuk kesadaran tentang anma diri dan siapa nama orang tuanya, kakaknya, dan sebagainya. Anak mulai menyadari tentang apa yang dilakukan seorang ibu dan apa yang diharapkan seorang ibu dari anak. Dengan kata lain, kemampuan untuk menempatkan diri pada posisi orang lain juga mulai terbentuk pada tahap ini. Kesadaran bahwa dunia sosial manusia berisikan banyak orang telah mulai terbentuk. Sebagian dari orang tersebut merupakan orang-orang yang dianggap penting bagi pembentukan dan bertahannya diri, yakni dari mana anak menyerap norma dan nilai. Bagi seorang anak, orang-orang ini disebut orang-orang yang amat berarti (Significant other)
-Tahap siap bertindak (Game Stage)
Peniruan yang dilakukan sudah mulai berkurang dan digantikan oleh peran yang secara langsung dimainkan sendiri dengan penuh kesadaran. Kemampuannya menempatkan diri pada posisi orang lain pun meningkat sehingga memungkinkan adanya kemampuan bermainsecara bersama-sama. Dia mulai menyadari adanya tuntutan untuk membela keluargadan bekerja sama dengan teman-temannya. Pada tahap ini lawan berinteraksi semakin banyak dan hubunganya semakin kompleks. Individu mulai berhubungan dengan teman-teman sebaya di luar rumah. Peraturan-peraturan yang berlaku di luar keluarganya secara bertahap juga mulai dipahami. Bersamaan dengan itu, anak mulai menyadari bahwa ada norma tertentu yang berlaku di luar keluarganya.
-Tahap penerimaan norma kolektif (Generalized Stage/Generalized other)
Pada tahap ini seseorang telah dianggap dewasa. Dia sudah dapat menempatkan dirinya pada posisi masyarakat secara luas. Dengan kata lain, ia dapat bertenggang rasa tidak hanya dengan orang-orang yang berinteraksi dengannya tapi juga dengan masyarakat luas. Manusia dewasa menyadari pentingnya peraturan, kemampuan bekerja sama–bahkan dengan orang lain yang tidak dikenalnya– secara mantap. Manusia dengan perkembangan diri pada tahap ini telah menjadi warga masyarakat dalam arti sepenuhnya.
E. Masalah-masalah generasi muda
Saat ini generasi muda khususnya remaja, telah digembleng berbagai disiplin ilmu. Hal itu tak lain adalah persiapan mengemban tugas pembangungan pada masa yang akan datang, masa penyerahan tanggung jawab dari generasi tua ke generasi muda. Sudah banyak generasi muda yang menyadari peranan dan tanggung jawabnya terhadap negara di masa yang akan datang. Tetapi, dibalik semua itu ada sebagian generasi muda yang kurang menyadari tanggung jawabnya sebagai generasi penerus bangsa.
Adapun masalah yang dihadapi remaja masa kini antara lain :
1. Kebutuhan akan figur teladan
Remaja jauh lebih mudah terkesan akan nilai2 luhur yang berlangsung dari keteladanan orang tua mereka daripada hanya sekedar nasihat2 bagus yagn tinggal hanya kata2 indah.
2. Sikap apatis
Sikap apatis meruapakan kecenderungan untuk menolak sesuatu dan pada saat yang b ersamaan tidak mau melibatkan diri di dalamnya. Sikap apatis ini terwujud di dalam ketidakacuhannya akan apa yang terjadi di masyarakatnya.
3. Kecemasan dan kurangnya harga diri
Kata stess atau frustasi semakin umum dipakai kalangan remaja. Banyak kaum muda yang mencoba mengatasi rasa cemasnya dalam bentuk “pelarian” (memburu kenikmatan lewat minuman keras, obat penenang, seks dan lainnya).
4. Ketidakmampuan untuk terlibat
Kecenderungan untuk mengintelektualkan segala sesuatu dan pola pikir ekonomis, membuat para remaja sulit melibatkan diri secara emosional maupun efektif dalam hubungan pribadi dan dalam kehidupan di masyarakat. Persahabatan dinilai dengan untung rugi atau malahan dengan uang.
5. Perasaan tidak berdaya
Perasaan tidak berdaya ini muncul pertama-tama karena teknologi semakin menguasai gaya hidup dan pola berpikir masyarakat modern. Teknologi mau tidak mau menciptakan masyarakat teknokratis yang memaksa kita untuk pertama-tama berpikir tentang keselamatan diri kita di tengah2 masyarakat. Lebih jauh remaja mencari “jalan pintas”, misalnya menggunakan segala cara untuk tidak belajar tetapi mendapat nilai baik atau ijasah.
6. Pemujaan akan pengalaman
sebagian besar tindakan2 negatif anak muda dengan minumam keras, obat2an dan seks pada mulanya berawal dari hanya mencoba-coba. Lingkungan pergaulan anak muda dewasa ini memberikan pandangan yagn keliru tentang pengalaman.
F. Potensi-potensi generasi muda
Potensi-potensi yang terdapat pada generasi muda yang perlu dikembangkan adalah sebagai berikut :
> Idealisme dan Daya Kritis
Secara sosiologis generasi muda belum mapan dalam tatanan yang ada, sehingga ia dapat melihat kekurangan dalam tatanan dan secara wajar mampu mencari gagasan baru. yang
> Dinamika dan Kreativitas
Adanya idealisme pada generasi muda, menyebabkan mereka memiliki potensi kedinamisan dan kreativitas, yakni kemampaun dan kesediaan untuk mengadakan perubahan, pembaharuan,
> Keberanian Mengambil Resiko
Perubahan dan pembaharuan termasuk pembangunan, mengandung resiko dapat meleset, terhambat atau gagal. Namun, mengambil resiko itu diperlukan jika ingin memperoleh kemajuan.
> Optimis dan Kegairahan Semangat Kegagalan tidak menyebabkan generasi muda patah semangat. Optimisme dan kegairahan semangat yang dimiliki generasi muda merupakan daya pendorong untuk mencoba lebih maju lagi.
> Sikap Kemandirian dan Disiplin Murni Generasi muda memiliki keinginan untuk selalu mandiri dalam sikap dan tindakannya.
> Terdidik
Walaupun dengan memperhitungkan faktor putus sekolah, secara menyeluruh baik dalam arti kualitatif maupun dalam arti kuantitatif.
> Keanekaragaman dalam Persatuan dan Kesatuan
Keanekaragaman generasi muda merupakan cermin dari keanekaragaman masyarakat kita. Keanekaragaman tersebut dapat menjadi hambatan jika dihayati secara sempit dan eksklusif.
> Patriotisme dan Nasionalisme
Pemupukan rasa kebanggaan, kecintaan, dan turut serta memiliki bangsa dan negara dikalangan generasi muda perlu digalakkan karena pada gilirannya akan mempertebal semangat pengabdian dan kesiapan mereka untuk membela dan mempertahankan NKRI.
> Kemampuan Penguasaan Ilmu dan Teknologi
Generasi muda dapat berperan secara berdaya guna dalam rangka pengembangan ilmu dan teknologi bila secara fungsional dapat dikembangkan sebagai Transformator dan Dinamisator.
Sumber : https://filzaah.wordpress.com/2013/11/10/pemuda-dan-sosialisasi/

Rabu, 28 Oktober 2015

Inilah Kronologi Kasus Bully Anak SD di Bukittinggi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah video yang menayangkan sejumlah murid laki-laki memukuli dan menendang teman perempuannya beredar di jejaring sosial. Dalam video tersebut, seorang siswi di pojok ruangan dihujani pukulan dan tendangan oleh sekitar dua siswa dan satu siswi.
Kepala Bidang TK SD Dinas Pendidikan Pemuda Olah Raga di Bukit Tinggi, Sumatra Barat, Erdi mengaku terkecoh dengan kejadian tersebut. Karena menurutnya, ia baru mengetahui hal itu pada Senin (6/10) lalu. lalu.
Keesokan harinya, Selasa (7/10), pihaknya mendatangi sekolah SD di Bukit Tinggi tersebut untuk mendalami kasusnya. Erdi mengatakan langsung mengumpulkan siswa kelas V SD dan pihak sekolah.
Saat diminta keterangan pada anak-anak siswa SD tersebut, mereka mengaku hanya iseng melakukan pemukulan. Setelah didesak, barulah anak-anak bercerita. Menurut salah seorang anak yang melakukan pemukulan itu, ia memukul atas dasar sakit hati kepada siswi berkerudung yang ia pukuli.
"Ibu saya dihina oleh teman ini. Ibu saya disamakan dengan sepatu," kata Erdi mengutip perkataan siswa pelaku pemukulan itu, dalam wawancara melalui telepon dengan Republika, Ahad (12/10).
Erdi mengatakan, peristiwa itu direkam oleh salah seorang siswa di kelas tersebut. Kemudian siswa tersebut memberikan video kepada ibunya. Lalu, ibunya memberikan rekaman tersebut kepada temannya hingga akhirnya beredar di dunia maya.
Menurutnya, kejadian berlangsung pada 18 September lalu. Namun, kasus ini sudah diselesaikan oleh pihak sekolah bersama para orang tua murid. Dan menurutnya, sudah ada perdamaian antara pihak terkait. Kejadian berlangsung di kelas saat berlangsung mata pelajaran agama Islam. Namun, saat kejadian guru tersebut tengah mengajar di sekolah SMP di Agam.
Menurut Erdi, guru agama tersebut adalah guru tambahan dan merupakan PNS pada sekolah SMP di Agam. Atas kelalaian dan meninggalkan tugas, Erdi mengatakan pihaknya telah meminta kepala sekolah untuk menghentikan kontrak guru agama mengajar di SD tersebut. Ia juga menghimbau pada pihak sekolah agar lebih berhati-hati dalam menseleksi guru dan agar kejadian ini tidak terulang.
Atas kejadian tersebut, Erdi juga telah mengimbau kepada sekolah di Bukit Tinggi agar berhati-hati dalam proses pembelajaran di sekolah. Ke depan, katanya, ia akan membuat program kelompok kerja guru per gugus di masing-masing kecamatan di Bukit Tinggi. Di dalamnya menurutnya, berupa pemberian materi keragaan bagaimana menanamkan karakter yang baik sejak dini kepada anak-anak. Pembinaan guru tersebut menurutnya, diberikan dalam rangka memberikan pencerahan dan peningkatan implementasi karakter.
Komentar : Menurut saya yang menyebabkan kasus bully di SD Bukittinggi adalah kelalian kita dalam menjaga generasi muda. seharusnya seorang guru harus bisa menjaga anak muridnya dan berikanlah mereka contoh perbuatan yang baik. sehingga generasi untuk kedepannya InsyaAllah akan lebih baik dari pada kita yang terdahulu. Murid sekarang sudah tidak seperti dizaman dahulu. salah satu contohnya saja dahulu murid tidak berani melakukan hal2 yang tidak sopan (di hadapan guru) sekarang malah ada yang saat pulang sekolahkan biasanya murid itu mencium tangan guru. tapi sekarang malah ada yang langsung nyelonong keluar kelas tanpa pamitan dengan gurunya.
Jadi untuk membentuk generasi mudah yang lebih baik, marilah kita ajarkan kepada murid prilaku yang berakhlak dari sejak dini. jangan sampai dia tidak "mengerti" apa itu akhlak. karena kebanyakan orang itu cuman sekedar tahu saja tapi dia tidak mengerti betapa pentingnya akhlak itu.
Sumber : http://www.republika.co.id/berita/nasional/hukum/14/10/12/ndbt2x-bullying-siswa-sd-bukittinggi-terjadi-saat-pelajaran-agama

Senin, 19 Oktober 2015

BAHASA INDONESIA

1. Apa arti Bahasa Indonesia?
Bahasa Indonesia adalah bahasa Melayu yang dijadikan sebagai bahasa resmi Republik Indonesia[1] dan bahasa persatuan bangsa Indonesia.[2] Bahasa Indonesia diresmikan penggunaannya setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, tepatnya sehari sesudahnya, bersamaan dengan mulai berlakunya konstitusi. Di Timor Leste, bahasa Indonesia berstatus sebagai bahasa kerja.
2. Bagai mana tahapan mencapai puncak kecerdasan berbahasa?
1. cara untuk mencapai puncak kecerdasan tersebut dapat diperoleh dengan 5 cara,yang pertama seringlah membaca KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia).Di dalam KBBI terdapat kata-kata yang sudah di tetapkan menjadi bahasa Indonesia, dan semuanya merupakan kata yang baku dengan membaca KBBI pengetahuan kita akan kata-kata baku di dalam bahasa Indonesia akan bertambah dan itu menjadi salah satu poin untuk menjadi cerdas dalam berbahasa Indonesia.
2. Yang ke-2 yaitu dengan cara mendalami ilmu bahasa Indonesia,misalnya mengenai EYD (Ejaan yang Disesuaikan),cara berbicara yang baik dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, yang baik sesuai dengan tempat dimana kita berada dan benar sesuai dengan EYD.
3. Yang ke-3 yaitu dengan lebih sering membaca paper-paper, koran, dan majalah yang bermutu serta berkualitas untuk belajar sekaligus mendalami pengetahuan kita tentang kata dan kalimat yang baik dan benar.
4. Yang ke-4 yaitu dengan berusaha menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar di dalam setiap percakapan dengan setiap individu.Dengan seringnya kita menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar di dalam setiap percakapan maka kita akan semakin cerdas dalam berbahasa Indonesia.Dan yang terakhir yaitu aktif dalam organisasi,rapat,debat,dll,karena di dalam kegiatan-kegatan tersebut mau tidak mau kita harus berbicara atau berdiskusi yang dari kegiatan tersebut kemampuan kita dalam berbahasa Indonesia akan lebih baik
5. Poin yang terakhir berbeda dengan poin yang ke-4 karena poin yang terakhir tidak melakukan percakapan dengan individu saja melainkan dengan banyak individu.Tidak sedikit pribadi yang apabila berkata-kata di depan umum akan terbata-bata,namun dengan seringnya kita berbicara di depan umum maka kemampuan kita dalam berbahasa Indonesia akan menjadi lebih baik.Melalui poin-poin tersebut,dari cara yang paling sederhana dengan membaca KBBI sampai dengan berbicara di depan umum akan membuat kita cerdas dalam berbahasa Indonesia.
3. Buatlah paragraf 5 - 7 kalimat yang berisi!
- Ekspresi diri : Saya merasa senang, karena saya lulus kuliah tepat waktu.
4. Buatlah kalimat menggunakan unsur:
A. Kosakata Ragam Bahasa Lisan! 1. Saya sudah kasih tahu mereka tentang hal itu. 2. Mereka lagi bikin denah untuk pameran entar. 3. Pekerjaan itu agak macet disebabkan karena keterlamatan dana yang diterima.
B. Bentuk Kata Bahasa Lisan! 1. Kendaraan yang ditumpanginya nabrak pohon mahoni. 2. bila tak sanggup, tak perlu lanjutkan pekerjaan Itu. 3. Fotokopi ijazah harus dilegalisir dahulu oleh pemimpin akademi.
C. Struktur Bahasa Lisan!
1. Rencana ini saya sudah sampaikan kepada Direktur. 2. Dalam “Asah Terampil” ini dihadiri juga oleh Gubernur Daerah Istimewa Aceh. 3. Karena terlalu banyak saran yang berbeda-beda,sehingga ia makin bingung untuk menyelesaikan pekerjaan itu.
sumber :
https://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Indonesia http://thislikemylife.tumblr.com/post/465585863/cara-mencapai-puncak-kecerdasan-berbahasa http://zafmablog.blogspot.co.id/2011/12/bahasa-tulis-dan-bahasa-lisan-tutur.html

Kamis, 01 Oktober 2015

Penduduk, Masyarakat, dan Kebudayaan

Penduduk, Masyarakat, dan Kebudayaan
A. Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan penduduk adalah perubahan populasi sewaktu-waktu, dan dapat dihitung sebagai perubahan dalam jumlah individu dalam sebuah populasi menggunakan "per waktu unit" untuk pengukuran. Sebutan pertumbuhan penduduk merujuk pada semua spesies, tapi selalu mengarah pada manusia, dan sering digunakan secara informal untuk sebutan demografi nilai pertumbuhan penduduk, dan digunakan untuk merujuk pada pertumbuhan penduduk dunia.
1. Perkembangan Penduduk Dunia
Pertumbuhan penduduk dunia sangat dipengaruhi oleh perkembangan peradaban manusia dalam berinteraksi dengan alam sekitarnya. Seiring dengan meningkatnya ilmu pengetahuan dan perkembangan teknologi manusia dalam mengolah sumber daya alam maka taraf kehidupan manusia semakin baik sehingga hal ini sangat memengaruhi terhadap penurunan angka kematian penduduk. Pertumbuhan Penduduk dunia menurut Thompson dan Lewis meliputi 5 periode, sebagai berikut.
· Periode Tahun 1650 - 1800
Periode ini ditandai dengan berkembangnya teknik pertanian baru dan berdirinya pabrik-pabrik yang disertai sarana transportasi yang cukup sehingga kondisi tersebut memengaruhi terhadap pertumbuhan penduduk, terutama negara-negara Barat. Saat itu pertumbuhan penduduk diperkiraan 0,4 %per tahun dengan jumlah penduduk kurang lebih 900 juta jiwa.
· Periode Tahun 1800-1850
Periode ini ditandai dengan meningkatnya laju pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi terutama di negara-negara Eropa. Di mana dalam kurun waktu 50 tahun pertumbuhan penduduk kurang lebih 33,3%. Keadaan tersebut terjadi karena stabilnya kondisi politik sehingga mendorong pula terhadap ketahanan penyediaan pangan. Selain itu meningkatnya kesadaran terhadap kesehatan lingkungan juga berpengaruh terhadap pertumbuhan penduduk.
· Periode Tahun 1850-1900
Kemajuan teknologi pada periode ini semakin mendorong peningkatan produktivitas manusia. Pada saat itu tingkat fertilitas di negara-negara barat menurun karena sudah mulai sadar bahwa pertumbuhan penduduk dapat dikendalikan melalui usaha penurunan tingkat kelahiran.
· Periode Tahun 1900-1930
Pada periode ini terjadi Perang Dunia I yang memberi pengaruh besar terhadap pertumbuhan penduduk dunia. Secara garis besar terjadi tiga perkembangan penduduk, yaitu sebagai berikut.
a. Negara-negara Eropa Barat dan Amerika Serikat mampu mengendalikan pertumbuhan penduduk dengan baik. b. Negara-negara Eropa Timur, Afrika Utara, Amerika Latin serta Jepang, usaha penurunan angka kelahiran belum berhasil. c. Negara-negara berkembang (negara-negara selain yang telah disebutkan di atas) mengalami kelahiran dan kematian yang cukup tinggi.
· Periode Tahun 1930 – Sekarang
Merupakan periode peledakan penduduk terutama pasca Perang Dunia II. Berkembangnya teknologi modern serta meningkatnya pelayanan kesehatan menyebabkan meningkatnya kualitas hidup. Pada periode ini penduduk dunia mencapai 4 milyar (dekade 1990-an) dan 6 milyar (dekade 2000). Namun, hanya 1 milyar lebih yang hidup di negara mapan atau maju.
2. Penggandaan Penduduk Dunia
Berdasarkan table diatas diketahui bahwa pertumbuhan penduduk semakin cepat. Begitu pun dengan penggandaan penduduk yang jangka waktunya makin singkat.
3. Faktor-faktor Demografi yang Mempengaruhi Pertumbuhan Penduduk
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk, yaitu:
a) Kematian
Kematian adalah hilangnya tanda-tanda kehidupan manusia secara permanen. Kematian bersifat mengurangi jumlah penduduk dan untuk menghitung besarnya angka kematian caranya hampir sama dengan perhitungan angka kelahiran. Banyaknya kematian sangat dipengaruhi oleh faktor pendukung kematian dan faktor penghambat kematian .
b) Kelahiran
Kelahiran bersifat menambah jumlah penduduk. Ada beberapa faktor yang menghambat kelahiran dan yang mendukung kelahiran.
c) Imigrasi apabila setiap penduduk pindah ke kota dan mereka menjadikan ktp menjadi dua maka akan sulit apabila di data
tidak akan terpenuhi akan sulit mendata penduduk dengan data pasti.
4. Rumus Tingkat Kematian Kasar
CDR = D/P x K Ket : CDR = Crude Death Rate (Angka Kematian Kasar). D = Jumlah kematian (death) pada tahun tertentu P = Jumlah penduduk pada pertengahan tahun tertentu K = Bilangan konstan 1000
5. Rumus Tingkat Kematian Khusus
ASDRx = Dx/Px x K Ket : ASDRx = Angka Kematian khusus umur tertentu (x) Dx = Jumlah Kematian pada umur tertentu selama satu tahun Px = Jumlah Penduduk pada umur tertentu K = Bilangan konstan 1000
6. Angka Kelahiran
Angka kelahiran adalah angka yang menunjukkan bayi yang lahir dari setiap 1000 penduduk per tahun. Angka kelahiran bayi dapat dibagi menjadi tiga kriteria, yaitu: - Angka kelahiran dikatakan tinggi jika angka kelahiran > 30 per tahun. - Angka kelahiran dikatakan sedang jika angka kelahiran 20-30 per tahun. - Angka kelahiran dikatakan rendah jika angka kelahiran < 20 per tahun.
7. Migrasi
perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap dari suatu tempat ke tempat lain melewati batas administratif (migrasi internal) atau batas politik/negara (migrasi internasional). Dengan kata lain, migrasi diartikan sebagai perpindahan yang relatif permanen dari suatu daerah (negara) ke daerah (negara) lain. Arus migrasi ini berlangsung sebagai tanggapan terhadap adanya perbedaan pendapatan antara kota dan desa. Namun, pendapatan yang dimaksud bukanlah pendapatan aktual, melainkan penghasilah yang diharapkan (expected income). Kerangka Skematik ini merupakan aplikasi dari model dekskripsi Todaro mengenai migrasi. Premis dasar yang dianut dalam model ini adalah bahwa para migran mempertimbangkan dan membandingkan pasar-pasar tenaga kerja yang tersedia bagi mereka disektor pedesaan dan perkotaan, serta memilih salah satunya yang dapat memaksimumkan keuntungan yang diharapkan. Besar kecilnya keuntungan yang mereka harapkan diukur berdasarkan besar kecilnya selisih antara pendapatan riil dari pekerjaan dikota dan didesa, angka tersebut merupakan implementasinya terhadap peluang migran untuk mendapatkan pekerjaan dikota.
8. Macam-Macam Mirasi
Migrasi Internasional dibagi menjadi tiga , yaitu : 1. Imigrasi => Masuknya penduduk ke suatu negara 2. Emigrasi => Keluarnya penduduk ke negara lain 3. Remigrasi => Kembalinya penduduk ke negara
Migrasi Nasional dibagi menjadi empat , yaitu :
1. Urbanisasi => Dari Desa ke Kota 2. Transmigrasi => Dari Pulau ke Pulau 3. Ruralisasi => Dari Kota ke Desa 4. Evakuasi => Dari tempat yang tidak aman ke tempat yang aman
9. Akibat Migrasi
Berikut adalah beberapa akibat yang ditimbulkan dari migrasi:
- Akan terjadi pertikaian didalam suatu kota yang banyaknya imigrasi dikarenakan banyaknya orang yang bersuku tidak sama, perbedaan sosial budaya, pola pikiran yang tidak sepaham, adab tutur kata yang tidak sama, dan memandang suatu nilai orang - Akan cepatnya terjadi bencana alam, karena apabila imigran datang tentu saja mereka mencari tempat tinggal, maka lahan penghijauan pun menjadi sasaran untuk dibuatnya perumahan sehingga untuk resapan air pun berkurang sehingga akan terjadi bencana alam banjir dan juga wabah penyakit - Kesehatan menjadi harga yang lebih mahal di dalam kota migrasi karena, makin banyak imigran yang datang dengan membawa alat kendaraannya dan juga elektronik yang mempunyai radiasi dan polusi pun dimana-mana - Area perkuburan yang makin sempit dikarenakan lahan yang letaknya seharusnya menjadi area pemakaman justru dibuat mall, jalan raya besar, dan juga fasilitas prasarana lainnya - Lahan pekerjaan yang sempit karena banyaknya orang yang mau menetap di kota migrasi dengan mencari uang tetapi sudah banyaknya lahan pekerjaan yang diambil orang dan juga peluang bisnis yang area penjualannya sangat sempit
10. 3 Jenis Struktur Penduduk
Didalam dunia ada 3 jenis struktur yang dipakai dalam satu Negara atau wilayah yang dikelompokan berdasarkan umur yaitu:
- Struktur penduduk muda adalah apabila suatu wilayah atau Negara sebagian besar panduduknya muda struktur ini dimulai dengan umur 0-14 tahun - Struktur penduduk dewasa adalah apabila suatu wilayah atau Negara sebagian besar panduduknya dewasa struktur ini dimulai dengan 15-64 tahun - Struktur penduduk tua adalah apabila suatu wilayah atau Negara sebagian besar panduduknya tua tidak terdaftar lagi struktur ini dimulai dari 65 tahu keatas/senja
11. Bentuk Piramida Penduduk Stasioner, Muda, Tua
Piramida penduduk adalah grafik mendatar yang menyajikan data kependudukan dalam bentuk diagram batang yang menunjukkan komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin. Tersusun dari garis atau koordinat vertikal yang digunakan untuk menyatakan golongan umur. Dimulai dari umur 0–4, 5–9, dan seterusnya hingga usia maksimal yang bisa dicapai oleh penduduk di suatu wilayah.
Jenis kelamin laki-laki di sebelah kiri, sedangkan golongan perempuan di sebelah kanan. Garis horizontal digunakan untuk menunjukkan jumlah, biasanya dalam jutaan, tetapi tergantung pada kuantitas penduduk.
Bentuk piramida penduduk berbeda-beda untuk setiap wilayah atau negara. Meskipun bentuknya berbeda-beda, pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi tiga. Masing-masing bentuk mencerminkan karakteristik penduduknya. Ketiga bentuk piramida penduduk itu sebagai berikut.
· Piramida Penduduk Muda (Expansive)
Suatu wilayah yang memiliki angka kelahiran yang tinggi dan angka kematian yang rendah sehingga daerah ini mengalami pertumbuhan penduduk yang cepat. Piramida ini dicirikan sebagian besar penduduk masuk dalam kelompok umur muda. Contohnya adalah negara-negara yang sedang berkembang, misalnya Indonesia, Malaysia, Filipina, dan India.
Ciri-ciri komposisi penduduk ekspansif antara lain sebagai berikut.
- Jumlah penduduk usia muda (0–19 tahun) sangat besar, sedangkan usia tua sedikit. - Angka kelahiran jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan angka kematian. - Pertumbuhan penduduk relatif tinggi. - Sebagian besar terdapat di negara-negara berkembang, seperti Indonesia, Malaysia, Thailand, Republik Rakyat Cina, Mesir, dan India.
· Piramida Penduduk Stasioner
Bentuk piramida penduduk ini menggambarkan tingkat kelahiran yang hampir sama dengan tingkat kematian atau bersifat stasioner. Pertumbuhan penduduk cenderung tetap. Piramida ini menunjukkan jumlah penduduk muda, dewasa, dan tua hampir sama. Contoh: bentuk piramida penduduk Jepang dan Singapura serta beberapa negara yang tergolong maju.
Ciri-ciri komposisi penduduk stasioner antara lain sebagai berikut.
- Perbandingan jumlah penduduk pada kelompok usia muda dan dewasa relatif seimbang. - Tingkat kelahiran umumnya tidak begitu tinggi, demikian pula dengan angka kematian relatif lebih rendah. - Pertumbuhan penduduk kecil. - Terdapat di beberapa negara maju antara lain Amerika Serikat, Belanda, dan Inggris.
· Piramida Penduduk Tua (Constructive)
Bentuk piramida penduduk ini menggambarkan tingkat kelahiran yang lebih rendah dari tingkat kematian atau bersifat konstruktif. Penurunan tingkat kelahiran yang tajam menyebabkan pertumbuhan penduduk mengalami penurunan. Piramida penduduk ini memiliki umur median (pertengahan) sangat tinggi. Contoh: piramida penduduk negara Jerman, Belgia, dan Swiss
Ciri-ciri komposisi penduduk konstruktif antara lain sebagai berikut.
- Jumlah penduduk usia muda (0–19 tahun) dan usia tua (di atas usia 64 tahun) sangat kecil. - Jumlah penduduk yang tinggi terkonsentrasi pada ke lompok usia dewasa. - Angka kelahiran sangat rendah, demikian juga angka kematian. - Pertumbuhan penduduk sangat rendah mendekati nol, bahkan pertumbuhan penduduk sebagian mencapai tingkat negatif. - Jumlah penduduk cenderung berkurang dari tahun ke tahun. - Negara yang berada pada fase ini, antara lain Swedia, Jerman, dan Belgia.
Dengan melihat bentuk piramida penduduk, maka akan diketahui apakah negara itu bercirikan penduduk tua atau muda. Suatu negara disebut berpenduduk tua apabila sebagian besar penduduk di negara itu sudah berumur tua. Sedang suatu negara disebut berpenduduk muda apabila sebagian penduduk negara itu masih berumur muda.
12. Rasio Ketergantungan
Penduduk muda berusia dibawah 15 tahun umumnya dianggap sebagai penduduk yang belum produktif karena secara ekonomis masih tergantung pada orang tua atau orang lain yang menanggungnya. Selain itu, penduduk berusia diatas 65 tahun juga dianggap tidak produktif lagi sesudah melewati masa pensiun. Penduduk usia 15-64 tahun, adalah penduduk usia kerja yang dianggap sudah produktif. Atas dasar konsep ini dapat digambarkan berapa besar jumlah penduduk yang tergantung pada penduduk usia kerja. Meskipun tidak terlalu akurat, rasio ketergantungan semacam ini memberikan gambaran ekonomis penduduk dari sisi demografi.
Definisi
Rasio Ketergantungan (Dependency Ratio) adalah perbandingan antara jumlah penduduk berumur 0-14 tahun, ditambah dengan jumlah penduduk 65 tahun keatas dibandingkan dengan jumlah penduduk usia 15-64 tahun. Rasio ketergantungan dapat dilihat menurut usia yakni Rasio Ketergantungan Muda dan Rasio Ketergantungan Tua. · Rasio Ketergantungan Muda adalah perbandingan jumlah penduduk umur 0-14 tahun dengan jumlah penduduk umur 15 – 64 tahun. · Rasio Ketergantungan Tua adalah perbandingan jumlah penduduk umur 65 tahun ke atas dengan jumlah penduduk di usia 15-64 tahun.
Kegunaan
Rasio ketergantungan (dependency ratio) dapat digunakan sebagai indikator yang secara kasar dapat menunjukkan keadaan ekonomi suatu negara apakah tergolong negara maju atau negara yang sedang berkembang.Dependency ratio merupakan salah satu indikator demografi yang penting. Semakin tingginya persentase dependency ratio menunjukkan semakin tingginya beban yang harus ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai hidup penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi. Sedangkan persentase dependency ratio yang semakin rendah menunjukkan semakin rendahnya beban yang ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi.
B. Kebudayaan dan Kepribadian
1) Pertumbuhan Perkembangan Kebudayaan di Indonesia
a.) Zaman Batu Tua (Palaeolithikum)
Alat-alat batu pada zaman batu tua, baik bentuk ataupun permukaan peralatan masih kasar, misalnya kapak genggam Kapak genggam semacam itu kita kenal dari wilayah Eropa, Afrika, Asia Tengah, sampai Punsjab(India), tapi kapak genggam semacam ini tidak kita temukan di daerah Asia Tenggara Berdasarkan penelitian para ahli prehistori, bangsa-bangsa Proto-Austronesia pembawa kebudayaan Neolithikum berupa kapak batu besar ataupun kecil bersegi-segi berasal dari Cina Selatan, menyebar ke arah selatan, ke hilir sungai-sungai besar sampai ke semenanjung Malaka Lalu menyebar ke Sumatera, Jawa. Kalimantan Barat, Nusa Tenggara, sampai ke Flores, dan Sulawesi, dan berlanjut ke Filipina.
b.) Zaman Batu Muda (Neolithikum)
Manusia pada zaman batu muda telah mengenal dan memiliki kepandaian untuk mencairkan/melebur logam dari biji besi dan menuangkan ke dalam cetakan dan mendinginkannya. Oleh karena itulah mereka mampu membuat senjata untuk mempertahankan diri dan untuk berburu serta membuat alat-alat lain yang mereka perlukan.
Ciri – ciri zaman batu muda :
1. Mulai menetap dan membuat rumah 2. Membentuk kelompok masyarakat desa 3. Bertani 4. Berternak untuk memenuhi kebutuhan hidup Bangsa-bangsa Proto-austronesia yang masuk dari Semenanjung Indo-China ke Indonesia itu membawa kebudayaan Dongson, dan menyebar di Indonesia. Materi dari kebudayaan Dongson berupa senjata-senjata tajam dan kapak berbentuk sepatu yang terbuat dari bahan perunggu.
2) Kebudayaan Hindu, Budha, dan Islam
a.) Kebudayaan Hindu, Budha
Pada abad ke-3 dan ke-4 agama hindu mulai masuk ke Indonesia di Pulau Jawa. Perpaduan atau akulturasi antara kebudayaan setempat dengan kebudayaan. Sekitar abad ke 5 ajaran Budha masuk ke indonesia, khususnya ke Pulau Jawa. Agama Budha dapat dikatakan berpandangan lebih maju dibandingkan Hinduisme,sebab budhisme tidak menghendaki adanya kasta-kasta dalam masysrakat. Walaupun demikian, kedua agama itu di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa tumbuh dan berdampingan secara damai. Baik penganut hinduisme maupun budhisme masng-masing menghasilkan karya- karya budaya yang bernilai tinggi dalam seni bangunan, arsitektur, seni pahat, seni ukir, maupun seni sastra, seperti tercermin dalam bangunan, relief yang diabadikan dalam candi-candi di Jawa Tengah maupun di Jawa Timur diantaranya yaitu Borobudur, Mendut, Prambanan, Kalasan, Badut, Kidal, Jago, Singosari, dll.
b.) Kebudayaan Islam
Abad ke 15 da 16 agama islam telah dikembangkan di Indonesia, oleh para pemuka-pemuka islam yang disebut Walisongo. Titik penyebaran agama Islam pada abad itu terletak di Pulau Jawa. Sebenarnya agama Islam masuk ke Indonesia, khususnya di Pulau Jawa sebelum abad ke 11 sudah ada wanita islam yang meninggal dan dimakamkan di Kota Gresik. Masuknya agama Islam ke Indonesia berlangsung secara damai. Hal ini di karena masuknya Islam ke Indonesia tidak secara paksa. Abad ke 15 ketika kejayaan maritim Majapahit mulai surut , berkembanglah negara-negara pantai yang dapat merongrong kekuasaan dan kewibawaan majapahit yang berpusat pemerintahan di pedalaman. Negara- negara yang dimaksud adalah Negara malaka di Semenanjung Malaka,Negara Aceh di ujung Sumatera, Negara Banten di Jawa Barat, Negara Demak di Pesisir Utara Jawa Tengah, Negara Goa di Sulawesi Selatan . Dalam proses perkembangan negara-negara tersebut yang dikendalikan oleh pedagang. Pedagang kaya dan golongan bangsawan kota- kota pelabuhan, nampaknya telah terpengaruh dan menganut agama Islam. Daerah-daerah yang belum tepengaruh oleh kebudayaan Hindu, agama Islam mempunyai pengaruh yang mendalam dalam kehidupan penduduk. Di daerah yang bersangkutan. Misalnya Aceh, Banten, Sulawesi Selatan, Sumatera Timur, Sumatera Barat, dan Pesisr Kalimantan.
C. Kebudayaan Barat
1. Kebudayaan Barat
Budaya Barat (kadang-kadang disamakan dengan peradaban Barat atau peradaban Eropa), mengacu pada budaya yang berasal dari Eropa.Istilah "budaya Barat" digunakan sangat luas untuk merujuk pada warisan norma-norma sosial, nilai-nilai etika, adat istiadat, keyakinan agama, sistem politik, artefak budayakhusus, serta teknologi. Secara spesifik, istilah budaya Barat dapat ditujukan terhadap:
· Pengaruh budaya Klasik dan Renaisans Yunani-Romawi dalam hal seni, filsafat, sastra, dan tema hukum dan tradisi, dampak sosial budaya dari periode migrasi dan warisan budaya Keltik, Jermanik, Romanik, Slavik, dan kelompok etnis lainnya, serta dalam hal tradisi rasionalisme dalam berbagai bidang kehidupan yang dikembangkan oleh filosofi Helenistik, skolastisisme, humanisme, revolusi ilmiah dan pencerahan, dan termasuk pula pemikiran politik, argumen rasional umum yang mendukungkebebasan berpikir, hak asasi manusia, kesetaraan dan nilai-nilai demokrasi yang menentang irasionalitas dan teokrasi.
· Pengaruh budaya Alkitab-Kristiani dalam hal pemikiran rohani, adat dan dalam tradisi etika atau moral, selama masa Pasca Klasik.
· Pengaruh budaya Eropa Barat dalam hal seni, musik, cerita rakyat, etika dan tradisi lisan, dengan tema-tema yang dikembangkan lebih lanjut selama masaRomantisisme. Konsep budaya Barat umumnya terkait dengan definisi klasik dari Dunia Barat. Dalam definisi ini, kebudayaan Barat adalah himpunan sastra, sains, politik, serta prinsip-prinsipartistik dan filosofi yang membedakannya dari peradaban lain. Sebagian besar rangkaian tradisi dan pengetahuan tersebut umumnya telah dikumpulkan dalam kanon Barat.[1]Istilah ini juga telah dihubungkan dengan negara-negara yang sejarahnya amat dipengaruhi oleh imigrasi atau kolonisasi orang-orang Eropa, misalnya seperti negara-negara dibenua Amerika dan Australasia, dan tidak terbatas hanya oleh imigran dari Eropa Barat. Eropa Tengah juga dianggap sebagai penyumbang unsur-unsur asli dari kebudayaan Barat.[2][3] Beberapa kecenderungan yang dianggap mendefinisikan masyarakat Barat moderen, antara lain dengan adanya pluralisme politik, berbagai subkultur atau budaya tandinganpenting (seperti gerakan-gerakan Zaman Baru), serta peningkatan sinkretisme budaya sebagai akibat dari globalisasi dan migrasi manusia.
Sumber :
http://www.zonasiswa.com/2014/10/pertumbuhan-penduduk.html http://santochan96.blogspot.co.id/2014/10/pertumbuhan-penduduk-manusia.html https://zainariffin.wordpress.com/2012/10/02/pertumbuhan-penduduk/ https://haryantoisman.wordpress.com/2014/10/10/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-pertambahan-penduduk/ https://id.wikipedia.org/wiki/Migrasi_manusia http://ihwanudinsuryajaya.blogspot.co.id/2012/09/isd-pengertian-migrasi-macam-macam.html https://adeadangsuryana.wordpress.com/tag/rasio-ketergantungan/ https://id.wikipedia.org/wiki/Budaya_Barat

Individu, Keluarga, dan Masyarakat

Individu, Keluarga, dan Masyarakat
A. Pertumbuhan Individu
1.Pergertian Individu.
Individu merupakan unit terkecil pembentuk masyarakat. Dalam ilmu sosial, individu berarti juga bagian terkecil dari kelompok masyarakat yang tidak dapat dipisah lagi menjadi bagian yang lebih kecil. Sebagai contoh, suatu keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Ayah merupakan individu dalam kelompok sosial tersebut, yang sudah tidak dapat dibagi lagi ke dalam satuan yang lebih kecil. Pada dasarnya, setiap individu memiliki ciri-ciri yang berbeda. Individu yang saling bergabung akan membentuk kelompok atau masyarakat. Individu tersebut akan memiliki karakteristik yang sama dengan kelompok dimana dirinya bergabung.
2.Pengertian Pertumbuhan.
Pertumbuhan dapat diartikan sebagai perubahan kuantitatif pada materil sesuatu sebagai akibat dari adanya pengaruh lingkungan. Perubahan kuantitatif ini dapat berupa pembesaran atau pertambahan dari tidak ada menjadi tidak ada, dari kecil menjadi besar dari sedikit menjadi banyak, dari sempi t menjadi luas, dan lain-lain.
3.Faktor-faktor Yang Mepengaruhi Pertumbuhan.
Beberapa faktor yang mempegaruhi Pertumbuhan Antara Lain :
Faktor Biologis.
Semua manusia normal dan sehat pasti memiliki anggota tubuh yang utuh seperti kepala, tangan , kaki dan lainya. Hal ini dapat menjelaskan bahwa beberapa persamaan dalam kepribadian dan perilaku. Namun ada warisan biologis yang bersifat khusus. Artinya, setiap individu tidak semua ada yang memiliki karakteristik fisik yang sama.
Faktor Geografis.
Setiap lingkungan fisik yang baik akan membawa kebaikan pula pada penghuninya. Sehingga menyebabkan hubungan antar individu bisa berjalan dengan baik dan mencimbulkan kepribadian setiap individu yang baik juga. Namun jika lingkungan fisiknya kurang baik dan tidak adanya hubungan baik dengan individu yang lain, maka akan tercipta suatu keadaan yang tidak baik pula.
Faktor Kebudayaan Khusus.
Perbedaan kebuadayaan dapat mempengaruhi kepribadian anggotanya. Namun, tidak berarti semua individu yang ada didalam masyarakat yang memiliki kebudayaan yang sama juga memiliki kepribadian yang sama juga.
B.FUNGSI KELUARGA
1. Pengertian Fungsi Keluarga.
Fungsi keluarga adalah suatu pekerjaan- pekerjaan atau tugas-tugas yang harus dilaksanakan di dalam atau oleh keluarga tersebut.Fungsi keluarga menurut Friedman 1998 (dalam Setiawati & Santun, 2008) adalah :
Fungsi Afektif
Fungsi afektif adalah fungsi internal keluarga sebagai dasar kekuatan keluarga. Didalamnya terkait dengan saling mengasihi, saling mendukung dan saling menghargai antar anggota kelurga.
Fungsi Sosialisasi
Fungsi sosialisasi adalah fungsi yang mengembangkan proses interaksi dalam keluarga. Sosialisasi dimulai sejak lahir dan keluarga merupakan tempat individu untuk belajar bersosialisasi.
Fungsi Reproduksi
Fungsi reproduksi adalah fungsi keluarga untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan menambah sumber daya manusia.
Fungsi Ekonomi
Fungsi ekonomi adalah fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota keluarganya yaitu : sandang, pangan dan papan.
Fungsi Perawatan Kesehatan
Fungsi perawatan kesehatan adalah fungsi keluarga untuk mencegah terjadinya masalah kesehatan dan merawat anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan.
2. Macam-macam Fungsi Keluarga :
Fungsi Pendidikan
Orangtua sebagai anggota keluarga berfungsi untuk mendidik anak-anak, dengan menyekolahkan mereka sampai ke jenjang yang tinggi. Selain pendidikan formal, keluarga juga bisa memberikan didikan informal diluar sekolah.Hal ini dilakukan Agar kelak mereka bisa menjadi anak-anak yang berguna bagi keluarganya sendiri maupun bangsa dan Negara.
Fungsi Religius
Keluarga juga berfungsi memperkenalkan agama atau keyakinan kepada ana-anak sejak mereka masih kecil. Orangtua wajib menanamkan nilai-nilai agama kepada anak-anak mereka untuk bekal kehidupan setelah di dunia ini. Karena harus kita ingat bahwa tidak selamanya manusia hidup di dunia.
Fungsi Ekonomi
Fungsi ekonomi ini harus dijalankan oleh kepala keluarga. Ayah sebagai kepala keluarga wajib untuk bekerja mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan rumah tangga. Namun, di zaman emansipasi wanita sekarang ini tidak jarang kita lihat ada ibu-ibu yang turut membantu memenuhi kebutuhan keluarga dengan bekerja sebagai wanita karier.
C. Individu, Keluarga, dan Masyarakat
1. Pengertian Keluarga.
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
2. Pengertian Masyarakat.
Masyarakat merupakan salah satu satuan sosial sistem sosial, atau kesatuan hidup manusia. Istilah inggrisnya adalah society, sedangkan masyarakat itu sendiri berasal dari bahasa Arab Syakara yang berarti ikut serta atau partisipasi, kata Arab masyarakat berarti saling bergaul yang istilah ilmiahnya berinteraksi.
3. 2 Golongan Masyarakat
Masyarakat Sederhana.
Dalam lingkungan masyarakat sederhana (primitive) pola pembagian kerja cenderung dibedakan menurut jenis kelamin. Pembagian kerja berdasarkan jenis kelamin, nampaknya berpangkal tolak dari latar belakang adanya kelemahan dan kemampuan fisik antara seorang wanita dan pria dalam menghadapi tantangan-tantangan alam.
Masyarakat Maju.
Masyarakat maju memiliki aneka ragam kelomok sosial, atau lebih dikenal dengan sebuatan kelompok organisasi kemasyarakatan yang tumbuh dan berkembang berdasarkan kebutuhan serta tujuan tertentu yang akan dicapai.
4. Perbedaan Antara Masyarakat Non-industri dan Masyarakat Industri.
Masyarakat non Industri.
Secara garis besar, kelompok nasional atau organisasi kemasyarakatan non industri dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu kelompok primer (primary group) dan kelompok sekunder (secondary group).
Kelompok Primer
Dalam kelompok primer, interaksi antar anggota terjalin lebih intensif, lebih erat, lebih akrab. Kelompok primer ini disebut juga kelompok ”face to face group”, sebab para anggota kelompok sering berdialog, bertatap muka, karena itu saling mengenal lebih dekat, lebih akrab.Sifat interaksidalam kelompok-kelompok primer bercorak kekeluargaan dan lebih berdasarkan simpati.
Pembagian kerja atau pembagian tugas pada kelompok, yaitu menerima serta menjalankan tugas idak secara paksa, lebih dititik beratkan pada kesadaran, tanggung jawab para anggota dan berlangsung atas dasar rasa simpati dan secara sukarela. Contoh-contoh kelompok primer, antara lain : keluarga, rukun tetangga, kelompok belajar, kelompok agama, dan lain sebagainya.
Kelompok sekunder
Antara anggota kelompok sekunder, terpaut saling hubungan tak langsung, formal, juga kurang bersifat kekeluargaan.Oleh karena itu, sifat interaksi, pembagian kerja antar anggota kelompok di atur atas dasar pertimbangan-pertimbangan rasional. Obyektif.Para anggota menerima pembagian kerja/tugas atas dasar kemampuan : keahlian tertentu, disamping dituntut dedikasi. Hal-hal semacam itu diperlukan untuk mencapai target dan tujuan tertentu yang telah dif lot dalam program-program yang telah disepakati. Contoh-contoh kelompok sekunder, misalnya : partai politik, perhimpunan serikat kerja/serikat buruh, organisasi profesi dan sebagainya.
Masyarakat Industri
Jika pembagian kerja bertambah kompleks, suatu tanda bahwa kapasitas masyarakat semakin tinggi. Solidaritas didasarkan pada hubungan saling ketergantungan antara kelompok-kelompok masyarakat yang telah mengenal pengkhususan. Otonomi sejenis, juga menjadi ciri dari bagian atau kelompok-kelompok masyarakat industri. Otonomi sejenis dapat diartikan dengan kepandaian/keahlian khusus yang dimiliki seseorang secara mandiri, sampai pada batas-batas tertentu.
D. Hubungan antara Individu, Keluarga, dan Masyarakat
Aspek individu, kelompok, masyarakat adalah aspek-aspek sosial yang tidak bisa dipisahkan. Ketiganya mempunyai keterkaitan yang sangat erat. Jika tidak ada individu maka tidak ada kelompok, jika tidak ada kelompok tidak akan ada keluarga, jika tidak ada keluarga tidak akan masyarakat. Sementara di pihak lain untuk mengembangkan eksistensinya sebagai manusia, maka individu membutuhkan keluarga dan masyarakat, yaitu media di mana individu dapat mengekspresikan aspek sosialnya.
E. Urbanisasi
1. Pengertian Urbanisasi
Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota. Urbanisasi adalah masalah yang cukup serius bagi kita semua. Persebaran penduduk yang tidak merata antara desa dengan kota akan menimbulkan berbagai permasalahan kehidupan sosial kemasyarakatan. Jumlah peningkatan penduduk kota yang signifikan tanpa didukung dan diimbangi dengan jumlah lapangan pekerjaan, fasilitas umum, aparat penegak hukum, perumahan, penyediaan pangan, dan lain sebagainya tentu adalah suatu masalah yang harus segera dicarikan jalan keluarnya.
Berbeda dengan perspektif ilmu kependudukan, definisi urbanisasi berarti persentase penduduk yang tinggal di daerah perkotaan. Perpindahan manusia dari desa ke kota hanya salah satu penyebab urbanisasi. Perpindahan itu sendiri dikategorikan 2 macam, yakni migrasi penduduk dan mobilitas penduduk. Migrasi penduduk adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota yang bertujuan untuk tinggal menetap di kota, sedangkan Mobilitas Penduduk berarti perpindahan penduduk yang hanya bersifat sementara saja atau tidak menetap.
Untuk mendapatkan suatu niat untuk hijrah atau pergi ke kota dari desa, seseorang biasanya harus mendapatkan pengaruh yang kuat dalam bentuk ajakan, informasi media massa, impian pribadi, terdesak kebutuhan ekonomi, dan lain sebagainya. Pengaruh-pengaruh tersebut bisa dalam bentuk sesuatu yang mendorong, memaksa atau faktor pendorong seseorang untuk urbanisasi, maupun dalam bentuk yang menarik perhatian atau faktor penarik. Di bawah ini adalah beberapa atau sebagian contoh yang pada dasarnya dapat menggerakkan seseorang untuk melakukan urbanisasi perpindahan dari pedesaaan ke perkotaan.
2. Proses Terjadinya Urbanisasi
Proses Terjadinya Urbanisasi di karenakan faktor urbanisasi, antara lain faktor – faktor urbanisai di bagi menjadi 3 yakni :
A. Faktor Penarik Terjadinya Urbanisasi
Kehidupan kota yang lebih modern · Sarana dan prasarana kota lebih lengkap · Banyak lapangan pekerjaan di kota · Pendidikan sekolah dan perguruan tinggi lebih baik dan berkualitas
B. Faktor Pendorong Terjadinya Urbanisasi
Lahan pertanian semakin sempit · Merasa tidak cocok dengan budaya tempat asalnya · Menganggur karena tidak banyak lapangan pekerjaan di desa · Terbatasnya sarana dan prasarana di desa · Diusir dari desa asal · Memiliki impian kuat menjadi orang kaya
C. Keuntungan Urbanisasi
Memoderenisasikan warga desa · Menambah pengetahuan warga desa · Menjalin kerja sama yang baik antarwarga suatu daerah · Mengimbangi masyarakat kota dengan masyarakat desa
Sumber :
https://faisaladamsyah.wordpress.com/2013/10/28/individu-keluarga-dan-masyarakat/
https://id.wikipedia.org/wiki/Urbanisasi
http://ajinovyanw.blogspot.co.id/2011/10/urbanisasi-dan-proses-terjadinya.html