Senin, 20 Juni 2016

Makna Hidup

hidup adalah perjuangan akan melihat bahwa hidup adalah sebuah perjuangan yang harus di perjuangkan. Maka dari itu, hari hari dalam hidupnya akan dijalani dengan berjuang. Sedangkan orang yang meyakini bahwa hidup adalah tantangan, akan melihat bahwa hidup yang dijalaninya adalah tantangan yang harus di pecahkan. Dia akan menjalani kehidupannya dengan “memecahkan tantangan”. Orang yang meyakini bahwa hidup adalah perjalanan akan melihat bahwa hidup adalah sebuah perjalanan panjang yang harus dicapai tujuannya. Maka dari itu dia akan menjalani kehidupannya dengan “berjalan” diatasnya.
tujuan hidup/ arti hidup masing-masing. Tujuan – tujuan hidup ini mungkin menjadi seorang dokter, menjadi kaya dan terkenal atau mewakili Negara dalam bidang tertentu. Apapun tujuannya, bagi sebagian besar dari kita, lebih banyak tujuan tersebut lebih dominan keduniawiannya. Sistem-sistem pendidikan kita yang ada telah tertata untuk membantu kita mengejar tujuan-tujuan duniawi itu. Sebagai orang tua kita juga menanamkan tujuan hidup duniawi yang sama pada anak-anak kita dengan mendorong mereka untuk belajar dan masuk dalam profesi-profesi yang memberikan mereka manfaat keuangan lebih banyak dibandingkan dengan profesi kita sendiri.

Selasa, 26 April 2016

Tugas 4 Softskill Ilmu Budaya Dasar Tentang Review Video

Video ini menceritakan tentang seorang anak yang mencuri beberapa obat di toko obat, anak tersebut ketauan mencuri oleh pemilik took dan di marahi. Kemudian datang seorang bapak penjual bakso yang berjualan tidak jauh dari took obat tersebut. Kemudian bapak tukang bakso mengeluarkan uang dan membayarkan obat yang telah di curi oleh anak tadi. Lalu bapak tersebut memberi tahu anak perempuannya untuk membungkuskan bakso dan di berikan keanak tersebut beserta obat yang bapak pemilik bakso bayar. Kemudian anak tersebut mengambil bungkusan obat dan bakso secara cepat dan lari tanpa bilang terimakasih.
30 tahun kemudian, anak perempuannya memberi tahu bahwa ada pengemis yang dating kemudian bapak itu memberikan sebungkus bakso untuk pengemis, setelah memberikan kepada pengemis bapak itu tiba – tiba jatuh pingsan, lalu anak perempuannya berlari kebapaknya dan membawanya kerumah sakit dan di rawat. Kemudian anak perempuannya di berikan tagihan oleh suster dan melihat biaya yang harus di bayarkannya. Anaknya sedih dan menangis melihat bapaknya yg dirawat di rumah sakit dan took yang biasanya di buka kini di tutup. Anaknya pun menjual rumahnya karena memerlukan biaya yang sangat besar.
Esok paginya anak perempuannya menemukan surat yang berada di bawah tangannya dan melihat biaya rumah sakit telah lunas terbayar, anak itu pun bingung kemudian anak itu membaca suratnya di bagian bawah yang tertuliskan semua biaya ditanggung 30 tahun yang lalu dengan 3 bungkus obat penghilang rasa sakit dan sekantung bakso.

Jenis-jenis Prosa Lama

Pengertian Dongeng
Dongeng adalah bentuk karya sastra lama yang menceritakan tentang suatu kejadian luar biasa yang penuh khayalan (fiksi) dan dianggap suatu hal yang tidak benar-benar terjadi oleh masyarakat.
Dongeng juga merupakan bentuk cerita tradisional atau cerita yang disampaikan secara terun-temurun dari nenek moyang yang berfungsi untuk menyampaikan ajaran moral (mendidik), dan juga menghibur. ( http://id.wikipedia.org/wiki/Dongeng)
Berdasarkan pengertian dongeng yang dikutip dari Wikipedia.org, dongeng adalah cerita fiksi yang tidak benar-benar terjadi dalam kehidupan nyata. Berisi ajaran moral (pendidikan) dan selain untuk menghibur, dongeng juga memiliki suatu kemustahilan yang mungkin kurang masuk akal dalam logika manusia. Berikut saya sajikan contoh dongeng yang berasal dari Jawa Timur berjudul Keong Emas.
HIKAYAT
Hikayat adalah salah satu bentuk sastra karya prosa lama yang isinya berupa cerita, kisah, dongeng maupun sejarah. Umumnya mengisahkan tentang kephalawanan seseorang, lengkap dengan keanehan, kekuatan/ kesaktian, dan mukjizat sang tokoh utama
Macam-macam Hikayat berdasarkan isinya, diklasifikasikan menjadi 6 :
1. Cerita Rakyat
2. Epos India
3. Cerita dari Jawa
4. Cerita-cerita Islam
5. Sejarah dan Biografi
6. Cerita berbingkat
Macam-macam Hikayat berdasarkan asalnya, diklasifikasikan menjadi 4 :
1. Melayu Asli
Hikayat Hang Tuah (bercampur unsur islam)
Hikayat Si Miskin (bercampur unsur isl;am)
Hikayat Indera Bangsawan
Hikayat Malim Deman
2. Pengaruh Jawa
Hikayat Panji Semirang
Hikayat Cekel Weneng Pati
Hikayat Indera Jaya (dari cerita Anglingdarma)
3. Pengaruh Hindu (India)
Hikayat Sri Rama (dari cerita Ramayana)
Hikayat Perang Pandhawa (dari cerita Mahabarata)
Hikayat Sang Boma (dari cerita Mahabarata)
Hikayat Bayan Budiman
4. Pengaruh Arab-Persia
Hikayat Amir Hamzah (Pahlawan Islam)
Hikayat Bachtiar
Hikayat Seribu Satu Malam
Ciri-ciri Hikayat :
1. Anonim : Pengarangnya tidak dikenal
2. Istana Sentris : Menceritakan tokoh yang berkaitan dengan kehidupan istana/ kerajaan
3. Bersifat Statis : Tetap, tidak banyak perubahan
4. Bersifat Komunal : Menjadi milik masyarakat
5. Menggunakan bahasa klise : Menggunakan bahasa yang diulang-ulang
6. Bersifat Tradisional : Meneruskan budaya/ tradisi/ kebiasaan yang dianggap baik
7. Bersifat Didaktis : Didaktis moral maupun didaktis religius (Mendidik)
8. Menceritakan Kisah Universal Manusia : Peperangan antara yang baik dengan yang buruk, dan dimenangkan oleh yang baik
9. Magis : Pengarang membawa pembaca ke dunia khayal imajinasi yang serba indah
EPOS yaitu cerita pahlawan.
Menceritakan pahlawan ideal yang menjadi cermin bagi suatu bangsa.
§ CIRI-CIRINYA
1. Bahan ceritanya diambilkan dari riwayat dahulu kala. Melukiskan kehidupan orang terkenal yang banyak jasanya dan masyhur, serta berperan penting bagi sejarah zaman dahulu.
2. Bukan merupakan dongeng berkala, karena juga menguraikan suatu kejadian kebangsaan. Ceritanya dapat diyakini kebenaran, walaupun soal sejarahnya tidak begitu teliti dinyatakan.
3. Biasanya ditulis dalam bentuk puisi dengan bahasa yang gagah.
§ MACAM-MACAM EPOS BESERTA CONTOHNYA
EPOS dibagi menjadi 2 jenis :
1. Epos Autentik (Epos Kebangsaan)
Ialah hikayat pahlawan nusa yang hidup di tengah-tengah masyarakat dan terpencar dari masyarakat.
Contoh :
- Mahabharata oleh Wiyasa
- Ramayana oleh Walmiki
- Ilias dan Odyssea oleh Homerus
2. Epos Imitasi (Epos Kebudayaan)
Ialah hikayat pahlawan nusa yang terpencar dari angan-angan seorang pengarang saja.
Contoh :
- Aeneis oleh Vergilius
- La Divina Comedia oleh Dante Alighieri
§ Kitab-kitab
Ialah tulisan tentang budi pekerti, terlebih-lebih budi pekerti raja-raja dan kebijaksanaan ahli-ahli pemerintah tentang hukum, adat dan agama dan sebagainya.
§ Contoh
- Tajus Salatin oleh Budori al Jauhari
- Bustanus Salatin oleh Nurudin Arraniri
§ Ciri-ciri
- Berisi tentang budi pekerti.
- Berisi tentang hukum, adat dan agama.
- Menggunakan bahasa melayu.
Sumber:
http://shaifull-sh7.mywapblog.com/pengertian-hikayat-dan-contohnya-belajar.xhtml
http://fortuna-celluller.blogspot.co.id/2010/02/epos-wiracarita.html

Rabu, 06 April 2016

Tugas Etika Dan Profesionalisme TSI

FB Dipalsu untuk Lecehkan Nyepi, Gubernur Bali Lapor Polisi
TEMPO.CO, Denpasar - Akun Facebook Gubernur Bali I Made Mangku Pastika dipalsukan dan digunakan untuk melecehkan Hari Raya Nyepi. Akun itu juga dipakai untuk memprovokasi posisi gubernur dalam kasus reklamasi Teluk Benoa.
Keberadaan akun palsu itu pertama kali diketahui oleh putra ketiga Pastika, Wicaksana Wirajati. “Tadi pagi saya sempat melihat akun itu kemudian saya laporkan ke Bapak. Langsung dibantah pernah membuat status semacam itu,” kata Wicaksana saat melapor ke Kepolisian Daerah Bali, Jumat, 11 Maret 2016.
Dari pengamatan terlihat bahwa akun palsu tersebut baru dibuat malam sebelumnya. Sebab pada timeline baru terdapat lima unggahan, mulai dari profile picture, cover foto dan tiga status. Unggahan ketiga meng-copy status gubernur di akun asli mengenai persiapan Nyepi.
Namun status selanjutnya bicara tentang reklamasi Telun Benona yang berbunyi, “Reklamasi akan tetap berjalan karena sudah saya setujui dan uang gratifikasi sudah saya terima Rp 500 miliar, lumayan untuk pension."
Status terakhir bicara tentang Nyepi dengan tulisan,”Nyepi buang-buang waktu saja, nggak bisa kemana-mana. Kalau saya bilang F*** Hindu apakah kantor gubernur akan dihancurkan juga? Ahhhh F*** Hindu”.
Akun palsu Pastika nampak mirip dengan aslinya karena cover foto dan profile picture berbentuk sama. Namun bila dilihat lebih cermat perbedaanya bisa dilihat dari jumlah pertemanan.
Di akun palsu itu jumlah temannya hanya lima orang. Adapun di akun asli sudah mencapai 5 ribu. Pada akun asli yang dikelola sendiri oleh Pastika juga terdapat penjelasan lengkap profil gubernur termasuk nama ketiga anaknya.
Laporan ke Polda Bali secara resmi diwakili oleh Kepala Biro Hubungan Masyarakat Pemerintah Provinsi Bali Dewa Gde Mahendra Putra. “Gubernur langsung yang memerintahkan karena ini sudah meresahkan masyarakat dan mencemarkan nama baik,” katanya.
Pelanggaran etika dari berita di atas adalah memalsukan akun facebook gubernur bali untuk melecehkan nyepi, dengan menggunakan kata-kata tidak baik.
Sumber : https://nasional.tempo.co/read/news/2016/03/11/058752874/fb-dipalsu-untuk-lecehkan-nyepi-gubernur-bali-lapor-polisi

Minggu, 20 Maret 2016

Pendapat Tentang Narkoba

Menurut saya, penyebaran dan penggunaan narkoba di lingkungan remaja sangat mungkin terjadi. Banyak remaja yang terjerumus untuk mencoba narkoba dan minuman keras karena beberapa faktor. Beberapa faktor tersebut adalah kurangnya perhatian dari orang tua dalam mengawasi pergaulan anak-anaknya, kurangnya keimanan dalam diri remaja tersebut, faktor teman juga mempengaruhi karena banyak juga teman yang mengajak untuk mencoba narkoba dan miras, serta Melihat tingkah laku mereka, saya fikir tidak sulit untuk menyebarkan Narkoba di lingkungan pergaulan mereka. Karena lokasi - lokasi yang mereka gunakan untuk berkumpul bisa dibilang hampir tidak terlihat dan tidak banyak orang yang berlalu - lalang di lokasi tersebut dan juga faktor labilnya perasaan remaja saat mengalami kegagalan yang berujung pada putus asa sehingga menyebabkan para remaja tertarik untuk mencoba narkoba dan minuman keras.
Bahaya Narkoba sudah menjadi momok yang menakutkan bagi masyarakat.Berbagai kampanye anti narkoba dan penanggulangan terhadap orang-orang yang ingin sembuh dari ketergantungan narkoba semakin banyak didengung-dengungkan. Sebab, penyalahgunaan narkoba bisa membahayakan bagi keluarga, masyarakat, dan masa depan bangsa.

Sabtu, 19 Maret 2016

Tugas Sofskill Bab1 & 2

BAB 1
ISD sebagai salah satu MKDU PENGERTIAN ILMU SOSIAL DASAR
Yaitu suatu ilmu yang mengkaji masalah-masalah sosial yang berada di tengah masyarakat dewasa ini dengan menggunakan teori(berdasarkan fakta,konsep,teori) yang berasal dari berbagai bidang keahlian dalam ilmu pengetahuan sosial agar manusia khsusnya mahasiswa kita hidup di dunia ini tidaklah sendiri dan tidak boleh berperilaku seenaknya.
TUJUAN ISD
1. Mahasiswa menyadari adanya konflik sosial yang ada d sekitar kita
2. Mahasiswa bisa peka dan tanggap terhadap konflik sosial yang ada
3. Mahasiswa menyadari bahwa setiap konflik sosial selalu ada penyelesaian
Pemberian mata kuliah ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan terhadap konflik yang ad di sekitar kita dan mempelajarinya agar kita lebih memahami apa yang ada di sekitar kita, agar mahasiswa tidak berbuat seenaknya dalam lingkungan sekitar yang merugikan masyarakat,dan agar mahasiswa selalu menjadi panutan dalam masyarakat.
Ilmu pendidikan dibagi dalam 3 kelompok besar :
1. Ilmu pengetahuan alamiah
yaitu suatu ilmu yang bertujuan untuk mempelajari alam semesta dari yang terbesar sampai yang terkecil dengan berbagai analisis dari hukum atau rumus yang ditemukan.Dari analisa inilah akan dibuat prediksi.
2. ilmu pengetahuan sosial
yaitu suatu ilmu yang mempelajari kehidupan sosial dalam sebuah masyarakat dan konfliknya.
3. Pengetahuan budaya
ilmu yang mempelajari suatu budaya masyarakat yang berkembang saat ini dan tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan masyarakat.
ISD & IPS
Ilmu sosial dasar dan ilmu pengetahuan sosial mempunyai hubungan yang kuat satu sama lain,tapi juga mempunyai persamaan dan perbedaan satu sama lain.
persamaan:
1. sebagai salah satu pembelajaran untuk mahasiswa
2. bukan ilmu yang muncul sendiri
3. mempunyai konflik sosial dan pemecahanya
perbedaan
1. ilmu sosiak dasar diberikan pada mahasiswa
2. ilmu sosial dasar merupakan mata kuliah tunggal
3. ilmu sosial dasar diarahkan kepada pembentukan sikap.
RUANG LINGKUP ISD
1. konsep sosial atau pengertian tentang kenyataan sosial dibatasi oleh konsep dasar yang sangat diperlukan untuk mempelajari masalah tersebut.
2. kenyataan sosial yang ad pada masyarakat karena mempunyai latar belakang dan sudut pandangnya.
3. masalah yang timbul terkait oleh yang satu dengan yang lain.
BAB 2
MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
Manusia terdiri dari empat unsur yang saling terkait :
1. Jasad : badan kasar manusia yang tampak pada luarnya.
a. Hayat : mengandung unsur hidup.
b. Ruh : bimbingan dan pimpinan tuhan.
c. Nas : dalam pengertian diri dan keakuan.
2. Manusia sebagai satu kepribadian mengandung tiga unsur, yaitu :
a. Id : struktur kepribadian yang paling primitif dan paling tidak nampak.
b. Ego : struktur kepribadian yang pertama kali dibedakan dari Id, disebut sebagai kepribadian “eksekutif” peranya dalam menghubungkan energi Id ke dalam saluran sosial yang dimengerti orang lain.
c. Superego : struktur kepribadian yang paling akhir, muncul pada usia lima tahun.
HAKEKAT MANUSIA
a. Mahluk ciptaan Tuhan yang terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai satu kesatuan yang utuh.
b. Mahluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, jika dibandingkan dengan mahluk lainnya.
c. Biokultural, yaitu mahluk hayati yang budayawi.
d. Mahluk ciptaan Tuhan yang terikat dengan lingkungan (ekologi), mempunyai kualitas dan martabat karrena kemampuan bekerja dan berkarya.
PENGERTIAN KEBUDAYAAN
Kebudayaan berasal dari kata budhayah yang berarti budi atau akal. Dalam bahasa latin berasal dari karta colore yang berarti mengolah tanah. Budaya adalah segala sesuatu yang dihasilkan oleh pikiran manusia dengan tujuan untuk mengolah tanah atau tempat tinggalnya.
UNSUR - UNSUR KEBUDAYAAN
Tujuh unsur kebudayaan universal, yaitu :
1. Sistem religi
2. Sistem organisasi kemasyarakatan
3. Sistem pengetahuan
4. Sistem mata pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi
5. Sistem teknologi dan peralatan
6. Bahasa
7. Kesenian
Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Kebudayaan
1. Faktor Intern
Perubahan Demografis
Perubahan demografis disuatu daerah biasanya cenderung terus bertambah, akan mengakibatkan terjadinya perubahan diberbagai sektor kehidupan, contoh dibidang perekonomian: pertambahan penduduk akan mempengaruhi persedian kebutuhan pangan, sandang, dan papan.
Konflik Sosial
Konflik sosial dapat mempengaruhi terjadinya perubahan kebudayaan dalam suatu masyarakat. Contoh konflik kepentingan antara kaum pendatang dengan penduduk setempat di daerah transmigrasi, untuk mengatasinya pemerintah mengikutsertakan penduduk setempat dalam program pembangunan bersama-sama para transmigran.
Bencana Alam
Bencana alam yang menimpa masyarakat dapat mempngaruhi perubahan contoh bencana banjir, longsor, letusan gunung berapi masyarakat akan dievakuasi dan dipindahkan ketempat yang baru, disanalah mereka harus beradaptasi dengan kondisi lingkungan dan budaya setempat sehingga terjadi proses asimilasi maupun akulturasi.
Perubahan Lingkungan Alam
Perubahan lingkungan ada beberapa faktor misalnya pendangkalan muara sungai yang membentuk delta, rusaknya hutan karena erosi atau perubahan iklim sehingga membentuk tegalan. Perubahan demikian dapat mengubah kebudayaan hal ini disebabkan karena kebudayaan mempunyai daya adaptasi dengan lingkungan setempat.
2. Faktor Ekstern
Perdagangan
Indonesia terletak pada jalur perdagangan Asia Timur dengan India, Timur Tengah bahkan Eropa Barat. Itulah sebabnya Indonesia sebagai persinggahan pedagang-pedagang besar selain berdagang mereka juga memperkenalkan budaya mereka pada masyarakat setempat sehingga terjadilah perubahan budaya dengan percampuran budaya yang ada.
Penyebaran Agama
Masuknya unsur-unsur Agama Hindu dari India atau Budaya Arab bersamaan proses penyebaran Agama Hindu dan Islam ke Indonesia demikian pula masuknya unsur-unsur budaya barat melalui proses penyebaran Agama Kristen dan Kolonialisme.
Peperangan
Kedatangan bangsa barat ke Indonesia umumnya menimbulkan perlawanan keras dalam bentuk peperangan, dalam suasana tersebut ikut masuk pula unsur-unsur budaya bangsa asing ke Indonesia.
Sumber : http://imampurwanto5.blogspot.co.id/2014/09/tugas-1-ilmu-budaya-dasar.html
http://audygunadarma.blogspot.co.id/2012/10/ids-sebagai-salah-satu-mkdu.html

Senin, 04 Januari 2016

DISKRIMINASI DAN ETNOSENTRISME

Prasangka
Prasangka (prejudice) diaratikan suatu anggapan terhadap sesuatu dari seseorang bahwa sesuatu itu buruk dengan tanpa kritik terlebih dahulu. Baha arab menyebutnya “sukhudzon”. Orang, secara serta merta tanpa timbabang-timbang lagi bahwa sesuatu itu buruk. Dan disisi lain bahasa arab “khusudzon” yaitu anggapan baik terhadap sesuatu.
Diskriminasi
Diskriminasi merujuk kepada pelayanan yang tidak adil terhadap individu tertentu, di mana layanan ini dibuat berdasarkan karakteristik yang diwakili oleh individu tersebut. Diskriminasi merupakan suatu kejadian yang biasa dijumpai dalam masyarakat manusia,
Ini disebabkan karena kecenderungan manusia untuk membeda-bedakan yang lain. Ketika seseorang diperlakukan secara tidak adil karena karakteristik suku, antargolongan, kelamin, ras, agama dan kepercayaan, aliranpolitik, kondisi fisik atau karateristik lain yang diduga merupakan dasar dari tindakan diskriminasi.
Diskriminasi dibagi menjadi 2 yaitu:
1. Diskriminasi langsung, terjadi saat hukum, peraturan atau kebijakan jelas-jelas menyebutkan karakteristik tertentu, seperti jenis kelamin, ras, dan sebagainya, dan menghambat adanya peluang yang sama.
2. Diskriminasi tidak langsung, terjadi saat peraturan yang bersifat netral menjadi diskriminatif saat diterapkan di lapangan
Perbedaan Prasangka dengan Diskriminasi
Prasangka menunjukkan pada aspek sikap sedangkan diskriminasi pada tindakan. Menurut Morgan (1966) sikap adalah kecenderungan untuk merespon baik secara positif atau negarif terhadap orang, obyek atau situasi. Sikap seseorang baru diketahui setelah ia bertindak atau beringkah laku. Sikap negatif disebut juga prasangka, walaupun sikap prasangka juga bisa bersifat positif dalam kondisi tertentu. Dalam pengertian ini, sikap prasangka lebih cendrung ke arah negatif karena pengaruh dari faktor lingkungan, sikap dan ego yang tinggi, serta mudah terprovokasi dengan orang lain tanpa ada bukti yang jelas, dan hanya bisa berprasangka dengan orang lain. Seseorang yang mempunyai prasangka rasial, biasanya bertindak diskriminasi terhadap ras yang diprasangkainya, akan tetapi seseorang bertindak diskriminatif tanpa berlatar belakang pada suatu prasangka. Sikap berprasangka jelas tidak adil, karena sikap yang diambil hanya berdasarkan pada pengalaman atau apa yang didengar. Apabila muncul sikap berprasangka dan diskriminatif terhadap kelompok sosial lain, maka akan terjaadi pertenangan sosial yang lebih luas yang akan berdampak buruk bagi lingkungan sekitar dan kerugian yang cukup besar dalam berbagai aspek.
Berita Diskriminasi
Keselamatan dan keamanan sudah sepatutnya menjadi prioritas di sekolah. Namun ironi muncul ketika seorang gadis tunanetra dilarang membawa tongkat jalannya ke sekolah karena alasan 'keselamatan dan keamanan'. Lily-Grace Hooper (7), terserang stroke saat masih berusia 4 hari, yang sekaligus merenggut penglihatannya. Sehari-hari, Lily-Grace perlu menggunakan tongkat untuk membantunya berjalan.
Namun pihak sekolah SD Hambrook, Bristol, telah melarang membawa tongkat jalannya ke sekolah dengan alasan membuat guru dan murid di sekolahnya tersandung-sandung. Melalui, Telegraph, Rabu (18/11/2015), pihak sekolah menganggap tongkat jalan miliknya membahayakan orang-orang di sekitarnya. Mereka berpendapat gadis cilik itu sebaiknya dituntun oleh setiap saat oleh seorang dewasa setiap saat.
Kabar itu membuat ibunya kecewa yang menganggap putrinya tidak akan bisa mandiri. menurutnya, kawalan dari orang dewasa akan membuat putrinya dijauhi anak-anak lain. Mendekati Natal tahun lalu, ia menggunakan gulungan bekas kertas panjang untuk membantunya berjalan di rumah. Ketika ia meminta ibunya untuk sebuah tongkat, Yayasan Common Sense Cane memberikan tongkat jalan fiber khusus untuknya pada awal tahun ini.
Lily-Grace dan ibunya, Kristy. (foto: SWNS)
Lily-Grace pun mulai menggunakan tongkat pada bulan April. Ibunya, Kristy Hooper mengungkapkan bahwa tongkat itu sudah menjadi 'tangan tambahan' putrinya dan penggunaannya menjadi vital. Kristy menyatakan, "Ia memiliki disabilitas, namun saya tidak ingin menganggapnya kekurangan, dan melatihnya mandiri. Saat sekolah melarangnya untuk membawa tongkatnya ke sekolah, saya berpikir ini peraturan kesehatan dan keamanan yang kacau."
"Ia tidak pernah punya masalah dengan murid lain, dan tidak ada orang tua yang mengeluh. Faktanya, mereka semua sangat suportif.
"Saya tidak mengerti apa yang dipikirkan oleh pihak sekolah. Lily-Grace sangat menyukai tongkatnya, dan ia membutuhkannya untuk pergi ke sekolah, berjalan ke taman bermain, dan beraktivitas di sekolah," ai menambahkan.
"Saya betul-betul marah. Bagaimana dengan kesehatan dan keamanan anak saya? Saya menganggap sekolah baik, namun saran ini sungguh buruk."
Kristy menyatakan, "Sangat menggelikan. Jika Anda mengambil tongkat jalan dari tunanetra dewasa, Anda akan menyebutnya diskriminasi. Ini sama saja."
Kristy mengungkapkan tongkat yang digunakan Lily-Grace membantunya mandiri. (foto: bristolpost.co.uk)
Sarah Murrat, penemu Common Sense Canes, menyatakan, "Saya sangat mendukung Kristy, dan yang dihadapinya dari sekolah adalah omong kosong. Anak-anak perlu belajar mandiri, dan mereka perlu mulai sejak usia muda."
"Saya mendengar mengenai alasan kesehatan dan keamanan ini, dan tidak tahu apa yang dipikirkan sekolah. Mengapa Anda mengambil tongkat jalan dari anak kecil?"
Ia menambahkan bahwa tongkat untuk Lily-Grace lebih panjang dari tongkat biasa, dan lebih ringan, sehingga cocok untuk anak-anak.
Blind Children UK, yayasan utama bagi anak-anak dengan gangguan penglihatan menyatakan, pentingnya anak-anak belajar mandiri sejak kecil.
Seorang jubir mengatakan, "Menggunakan tongkat mengajarkan seorang anak menjaga dirinya tetap aman, dan menolong mereka untuk tidak bergantung pada orang lain. Alat bantu penting untuk membantu anak-anak yang kehilangan penglihatan agar bisa bergerak dengan lebih percaya diri dan mandiri ketika dewasa nanti.
"Walau tongkat tidak selalu cocok untuk semua anak dan pemuda tunanetra, jika mereka diajarkan penggunaannya oleh spesialis, seharusnya tidak ada masalah penggunaannya di sekolah.
Sebaliknya, ia disarankan menggunakan tongkat yang lebih pendek -- yang menurut orang tuanya tidak cocok karena sudah terbiasa dengan tongkatnya saat ini.
Guru kepala SD Hambrook, Jo Dent, mengungkapkan, "Kami mempertimbangkan seluruh murid, sehingga penting bagi kita mencari kesempatan untuk mendiskusikan situasi sebelum membuat keputusan.
"Kami semua ingin menyelesaikan masalah ini secepat mungkin, dan secara aktif mencari cara mendekati orangtua untuk mencari keputusan yang disetujui semua pihak.
"Murid tidak dilarang membawa tongkatnya, kami hanya meminta mereka untuk tidak menggunakannya di sekolah sementara waktu, sampai kita bertemu orang tua dan mendiskusikan situasinya. Diharapkan akan terpecahkan dalan satu atau dua hari.
Tanggapan :
Menurut saya diskriminasi merupakan hal yang sangat tidak patut di contoh karena diskriminasi akan menyebabkan korban, yaitu kebanyakan anak-anak yang fisiknya tidak lengkap. Kita sebagai sesama manusia seharusnya membantu satu sama lain sehingga menciptakan rasa aman dan nyaman.
Seharusnya, kasus-kasus diskriminasi seperti ini tidak perlu. Kita sebagai masyarakat yang baik seharusnya menjunjung tinggi HAM(Hak Asasi Manusia). Perbedaan tentu banyak terjadi, tapi bukan berarti mereka yang berbeda dengan kita harus mendapatkan perlakuan diskriminasi yang tidak layak. Semoga kedepannya masyarakat dapat menjadi yang lebih baik, tanpa adanya diskriminasi dan etnosentris yang terjadi. Sekian dan terimakasih.
Sumber :
http://ilmusosialdasar-lintang.blogspot.co.id/2012/10/prasangka-diskriminasi-dan-etnosentrisme.html
http://global.liputan6.com/read/2368888/sekolah-larang-murid-tunanetra-bawa-tongkat-ke-sekolah

Agama, Konflik dan Masyarakat

Agama, Konflik dan Masyarakat
Secara sosiologis, Masyarakat agama adalah suatu kenyataan bahwa kita adalah berbeda-beda, beragam dan plural dalam hal beragama. Ini adalah kenyataan sosial, sesuatu yang niscaya dan tidak dapat dipungkiri lagi. Dalam kenyataan sosial, kita telah memeluk agama yang berbeda-beda. Pengakuan terhadap adanya pluralisme agama secara sosiologis ini merupakan pluralisme yang paling sederhana, karena pengakuan ini tidak berarti mengizinkan pengakuan terhadap kebenaran teologi atau bahkan etika dari agama lain.
Sebagaimana yang dikemukakan oleh M. Rasjidi bahwa agama adalah masalah yang tidak dapat ditawar-tawar, apalagi berganti. Ia mengibaratkan agama bukan sebagai (seperti) rumah atau pakaian yang kalau perlu dapat diganti. Jika seseorang memeluk keyakinan, maka keyakinan itu tidak dapat pisah darinya. Berdasarkan keyakinan inilah, menurut Rasjidi, umat beragama sulit berbicara objektif dalam soal keagamaan, karena manusia dalam keadaan involved (terlibat). Sebagai seorang muslim misalnya, ia menyadari sepenuhnya bahwa ia involved (terlibat) dengan Islam. Namun, Rasjidi mengakui bahwa dalam kenyataan sejarah masyarakat adalah multi-complex yang mengandung religious pluralism, bermacam-macam agama. Hal ini adalah realitas, karena itu mau tidak mau kita harus menyesuaikan diri, dengan mengakui adanya religious pluralism dalam masyarakat Indonesia. Banyak konflik yang terjadi di masyarakat Indonesia disebabkan oleh pertikaian karena agama. Contohnya tekanan terhadap kaum minoritas (kelompok agama tertentu yang dianggap sesat, seperti Ahmadiyah) memicu tindakan kekerasan yang bahkan dianggap melanggar Hak Asasi Manusia. Selain itu, tindakan kekerasan juga terjadi kepada perempuan, dengan menempatkan tubuh perempuan sebagai objek yang dianggap dapat merusak moral masyarakat. Kemudian juga terjadi kasus-kasus perusakan tempat ibadah atau demonstrasi menentang didirikannya sebuah rumah ibadah di beberapa tempat di Indonesia, yang mana tempat itu lebih didominasi oleh kelompok agama tertentu sehingga kelompok agama minoritas tidak mendapatkan hak.
Permasalah konflik dan tindakan kekerasan ini kemudian mengarah kepada pertanyaan mengenai kebebasan memeluk agama serta menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan tersebut. Seperti yang kita ketahui bahwa dalam UUD 1945, pasal 29 Ayat 2, sudah jelas dinyatakan bahwa setiap warga negara memiliki hak yang sama dalam memeluk agama dan akan mendapat perlindungan dari negara.
Pada awal era Reformasi, lahir kebijakan nasional yang menjamin kebebasan beragama di Indonesia. Namun secara perlahan politik hukum kebijakan keagamaan di negeri ini mulai bergeser kepada ketentuan yang secara langsung membatasi kebebasan beragama. Kondisi ini kemudian menyebabkan terulangnya kondisi yang mendorong menguatnya pemanfaatan kebijakan-kebijakan keagamaan pada masa lampau yag secara substansial bertentangan dengan pasal HAM dan konstitusi di Indonesia.
Hal ini lah yang dilihat sebagai masalah dalam makalah ini, yaitu tentang konflik antar agama yang menyebabkan tindakan kekerasan terhadap kaum minoritas dan mengenai kebebasan memeluk agama dan beribadah dalam konteks relasi sosial antar agama. Penyusun mencoba memberikan analisa untuk menjawab masalah ini dilihat dari sudut pandang kerangka analisis sosiologis: teori konflik.
B.. Konflik yang ada dalam Agama dan Masyarakat
Di beberapa wilayah, integritas masyarakat masih tertata dengan kokoh. Kerjasama dan toleransi antar agama terjalin dengan baik, didasarkan kepada rasa solidaritas, persaudaraan, kemanusiaan, kekeluargaan dan kebangsaan. Namun hal ini hanya sebagian kecil saja karena pada kenyataannya masih banyak terjadi konflik yang disebabkan berbagai faktor yang kemudian menyebabkan disintegrasi dalam masyarakat.
Banyak konflik yang terjadi di masyarakat Indonesia disebabkan oleh pertikaian karena agama. Contohnya tekanan terhadap kaum minoritas (kelompok agama tertentu yang dianggap sesat, seperti Ahmadiyah) memicu tindakan kekerasan yang bahkan dianggap melanggar Hak Asasi Manusia. Selain itu, tindakan kekerasan juga terjadi kepada perempuan, dengan menempatkan tubuh perempuan sebagai objek yang dianggap dapat merusak moral masyarakat. Kemudian juga terjadi kasus-kasus perusakan tempat ibadah atau demonstrasi menentang didirikannya sebuah rumah ibadah di beberapa tempat di Indonesia, yang mana tempat itu lebih didominasi oleh kelompok agama tertentu sehingga kelompok agama minoritas tidak mendapatkan hak.
Permasalah konflik dan tindakan kekerasan ini kemudian mengarah kepada pertanyaan mengenai kebebasan memeluk agama serta menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan tersebut. Seperti yang kita ketahui bahwa dalam UUD 1945, pasal 29 Ayat 2, sudah jelas dinyatakan bahwa setiap warga negara memiliki hak yang sama dalam memeluk agama dan akan mendapat perlindungan dari negara.
Pada awal era Reformasi, lahir kebijakan nasional yang menjamin kebebasan beragama di Indonesia. Namun secara perlahan politik hukum kebijakan keagamaan di negeri ini mulai bergeser kepada ketentuan yang secara langsung membatasi kebebasan beragama. Kondisi ini kemudian menyebabkan terulangnya kondisi yang mendorong menguatnya pemanfaatan kebijakan-kebijakan keagamaan pada masa lampau yag secara substansial bertentangan dengan pasal HAM dan konstitusi di Indonesia. Hal ini lah yang dilihat sebagai masalah dalam makalah ini, yaitu tentang konflik antar agama yang menyebabkan tindakan kekerasan terhadap kaum minoritas dan mengenai kebebasan memeluk agama dan beribadah dalam konteks relasi sosial antar agama. Penyusun mencoba memberikan analisa untuk menjawab masalah ini dilihat dari sudut pandang kerangka analisis sosiologis: teori konflik.
DAFTAR PUSTAKA
Burhanuddin Daja dan Herman Leonard Beck (red.), Ilmu Perbandingan agama di Indonesia dan Belanda, (Jakarta : INIS, 1992)
Komaruddin Hidayat dan Ahmad Gaus AF (ed.), Passing Over: Melintasi Batas Agama (Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 1998).
Michael H. Hart, Seratus Tokoh Yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah, terj. Mahbub Djunaedi (Jakarta : Pustaka Jaya, 1990), cet. XII.
Mukti Ali, A., “Dialog between Muslims and Christians in Indonesia and its Problems” dalam Al-Jami’ah, No. 4 Th. XI Djuli 1970.
Zainul Abas, HUBUNGAN ANTAR AGAMA DI INDONESIA : TANTANGAN DAN HARAPAN. STAIN Surakarta.
http://herisantoso89.blogspot.co.id/2010/10/agama-konflik-dan-masyarakat.html